Kubilai Khan, Kaisar Tiongkok Pertama yang Berasal dari Suku Nomaden

By Sysilia Tanhati, Senin, 27 Februari 2023 | 15:04 WIB
Setelah menyelesaikan penaklukan Tiongkok pada 1279, Kubilai Khan menjadi kaisar nomaden pertama di Kekaisaran Tiongkok. (A. Omer Karamollaoglu)

Nationalgeographic.co.id—Kubilai Khan (1215 — 1294), Kaisar Shizu dari Yuan, adalah seorang politikus yang cerdas dan seorang militeris yang luar biasa. Ia menjadi pemimpin dari suku nomaden pertama yang menjadi kaisar Tiongkok. Kubilai Khan menyelesaikan penaklukan Tiongkok (1279) yang dimulai oleh Genghis Khan pada 1211. “Dengan demikian, ia menjadi penguasa Yuan pertama yang memimpin Kekaisaran Tiongkok,” tulis Charles R. Bawden di laman Britannica.

Kehidupan awal Kubilai Khan: pangeran yang kaya wawasan

Sebagai cucu Genghis Khan, Kubilai Khan adalah seorang pemberani, cerdas, dan agresif. Ia berpartisipasi dalam banyak pertempuran, sama seperti ayah, paman, dan saudara laki-lakinya.

Berbeda dengan keluarganya, Kubilai mengundang sarjana dari Dinasti Han untuk mengajarinya sastra, sejarah, dan Klasik Konfusianisme.

Setelah kakak laki-lakinya, Mongke, memenangkan takhta dan menjadi Khan dari Kekaisaran Mongol, Kubilai dipercaya dengan lebih banyak kekuasaan.

Karena pengetahuannya akan budaya Han Tiongkok, ia bertanggung jawab atas bagian selatan kekaisaran Mongol dan invasi Dinasti Song. Sebagai ahli militer yang piawai, ia pun memperluas wilayah Mongol ke selatan.

Selama periode ini, Kubilai menikahi istri kesayangannya yang cantik, Chabi. Sang istri berasal dari kalangan bangsawan dan banyak berjasa dalam pendirian Dinasti Yuan.

Perebutan takhta dan pendirian Dinasti Yuan

Beberapa tahun kemudian, Mongke Khan tewas dalam pertempuran. Karena kematiannya yang mendadak, dia tidak memberikan perintah tentang siapa yang harus menjadi Khan berikutnya. Di saat yang sama, Kubilai sedang memimpin pasukannya berperang melawan Dinasti Song.

Mengutip dari China Fetching, “Chabi segera mengiriminya pesan darurat yang mengatakan bahwa adik laki-lakinya sedang mengerahkan pasukan untuk menjadi Khan berikutnya. Ia menyarankan agar Kubilai kembali ke Mongolia dan merebut takhta.”

Oleh karena itu, Kubilai kembali ke kota yang baru dibangun di Mongolia dan mengumumkan dirinya sebagai Khan Agung. Adik laki-lakinya, dengan tegas menentang penerimaan budaya Han oleh Kubilai, segera menuntut Khan lain.

Akibatnya, para bangsawan pun mulai berpihak. Kedua penguasa Mongol ini terus memperjuangkan keabsahan mereka. Perang saudara Mongol atas takhta ini berlangsung selama empat tahun. Kubilai akhirnya menang dan adik laki-lakinya dipenjara setelahnya.