Kubilai Khan, Kaisar Tiongkok Pertama yang Berasal dari Suku Nomaden

By Sysilia Tanhati, Senin, 27 Februari 2023 | 15:04 WIB
Setelah menyelesaikan penaklukan Tiongkok pada 1279, Kubilai Khan menjadi kaisar nomaden pertama di Kekaisaran Tiongkok.
Setelah menyelesaikan penaklukan Tiongkok pada 1279, Kubilai Khan menjadi kaisar nomaden pertama di Kekaisaran Tiongkok. (A. Omer Karamollaoglu)

Skema tersebut membuat Kaisar Kubilai cukup marah dan curiga. Ia memerintahkan beberapa pejabat yang kompeten untuk menyelidiki apakah putra mahkota tercinta berencana merebut kekuasaan darinya.

Kubilai KhanBaca Juga: Berkat Strategi Sun Tzu, Kubilai Khan Taklukkan Kekaisaran Tiongkok

Baca Juga: Tionghoa Kalimantan Barat: Ekspedisi Kubilai Khan Sampai Mangkuk Merah

Baca Juga: Alasan Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang Mengubur Hidup-Hidup Cendekiawan

Baca Juga: Kisah Kaisar Yao, Titisan Naga Merah dari Era Neolitikum Tiongkok

Putra mahkota Jingim ketakutan dan kesal. Pemuda yang baik hati ini tidak ingin ayahnya meragukan cinta dan kesetiaannya. Namun akhirnya, ia meninggal karena ketakutan dan kesedihan.

Kaisar Kubilai Khan sangat berduka. Belakangan, ia mencalonkan seorang putra Jingim sebagai putra mahkota baru. Sang cucu kemudian naik takhta sebagai Kaisar Chengzong dari Yuan setelah Kubilai Khan meninggal pada tahun 1294 pada usia 79 tahun.

97 tahun, 11 kaisar

Dinasti Yuan yang dibangun Kubilai Khan bertahan selama 97 tahun. Namun, dalam waktu yang singkat, dinasti diperintah oleh 11 kaisar.

Kubilai Khan sendiri memerintah selama 23 tahun dan kaisar terakhir Toghon Temür memerintah selama 38 tahun. Namun kaisar lainnya memerintah untuk jangka waktu yang singkat. Ada banyak pertikaian di antara kelas penguasa atas takhta karena sistem bawaannya tidak mapan.

Setelah Genghis Khan meninggal, putra-putranya memperebutkan takhta. Bahkan Kubilai Khan juga harus merebut takhta melalui peperangan melawan saudaranya.

Cucu laki-laki Kubilai, Kaisar Chengzong dari Yuan, meninggal dunia tanpa pewaris. Lagi-lagi hal ini menyebabkan pertikaian untuk merebut kekuasaan.

Lebih buruk lagi, beberapa kaisar dibunuh segera setelah menjadi kaisar. Ketidakstabilan dan perubahan konstan itu merupakan alasan penting bagi penurunan Dinasti Yuan di masa depan.