Inovasi Membuat Hidrogen Langsung dari Air Laut Tanpa Perlu Desalinasi

By Utomo Priyambodo, Selasa, 28 Februari 2023 | 17:00 WIB
Hampir semua hidrogen yang kita produksi berasal dari bahan bakar fosil, sehingga menghasilkan emisi ratusan juta ton karbon dioksida per tahun. Ilmuwan dari RMIT University. berupaya menghasilkan hidrogen dari air laut. Bagaimana metodenya? (tawatchai07/Freepik)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah inovasi baru muncul berupa cara lebih murah dan hemat energi untuk membuat hidrogen langsung dari air laut. Inovasi ini turut mengambil bagian dalam langkah kritis menuju industri hidrogen hijau yang benar-benar layak.

Metode baru dari para peneliti RMIT University ini membagi air laut langsung menjadi hidrogen dan oksigen. Mereka melewatkan kebutuhan desalinasi dan biaya terkait, konsumsi energi, dan emisi karbon.

Hidrogen telah lama disebut-sebut sebagai bahan bakar masa depan yang bersih dan solusi potensial untuk tantangan energi kritis. Terutama untuk industri yang lebih sulit didekarbonisasi seperti manufaktur, penerbangan, dan perkapalan.

Hampir semua hidrogen dunia saat ini berasal dari bahan bakar fosil dan produksinya menghasilkan sekitar 830 juta ton karbon dioksida per tahun. Ini setara dengan emisi tahunan gabungan Inggris dan Indonesia.

Namun, hidrogen 'hijau' bebas emisi, yang dibuat dengan memisahkan air, sangat mahal sehingga sebagian besar tidak dapat dijalankan secara komersial. Saat ini hidrogen 'hijau' hanya menyumbang 1% dari total produksi hidrogen secara global.

Nasir Mahmood, peneliti utama dari RMIT, mengatakan proses produksi hidrogen hijau mahal dan bergantung pada air tawar atau desalinasi.

Metode baru dari para peneliti RMIT University ini membagi air laut langsung menjadi hidrogen dan oksigen. Mereka melewatkan kebutuhan desalinasi dan biaya terkait, konsumsi energi, dan emisi karbon. (RMIT Unversity)

“Kami tahu hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih, khususnya bagi banyak industri yang tidak dapat dengan mudah beralih ke energi terbarukan,” kata Mahmood seperti dikutip dari keterangan tertulis RMIT University.

“Namun agar benar-benar berkelanjutan, hidrogen yang kita gunakan harus 100% bebas karbon di seluruh siklus hidup produksi dan tidak boleh memotong cadangan air tawar dunia yang berharga."

“Metode kami untuk menghasilkan hidrogen langsung dari air laut sederhana, dapat diukur, dan jauh lebih hemat biaya daripada pendekatan hidrogen hijau yang ada di pasaran saat ini," klaim Mahmood.

"Dengan pengembangan lebih lanjut, kami berharap ini dapat memajukan pendirian industri hidrogen hijau yang berkembang pesat di Australia."

Baca Juga: Bahan Bakar Hidrogen Surya Hijau: Harapan Transisi Energi Kita?