Asteroid Pembunuh Dinosaurus Bukan yang Terbesar Pernah Menabrak Bumi

By Ricky Jenihansen, Rabu, 1 Maret 2023 | 15:00 WIB
Saat ini, sebagian besar kawah Vredefort hampir tidak dapat dikenali sebagai struktur tumbukan. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.idAsteroid pembunuh dinosaurus adalah salah satu asteroid paling mematikan dalam sejarah Bumi. Akan tetapi, studi baru mengungkapkan itu bukanlah yang terbesar. Ada asteroid lain yang ukurannya dua kali lipat pernah menabrak Bumi.

Batu luar angkasa yang merusak itu memiliki lebar antara 12,4 dan 15,5 mil. Asteroid terbesar yang pernah menabrak Bumi, menabrak sekitar 2 miliar tahun yang lalu dengan ukuran 2 kali dari asteroid pembunuh dinosaurus.

Para peneliti memperkirakan hal tersebut berdasarkan ukuran kawah Vredefort, bekas tumbukan yang sangat besar yang ditinggalkan oleh batu luar angkasa raksasa di tempat yang sekarang menjadi Afrika Selatan.

Para peneliti baru-baru ini memperkirakan bahwa penabrak epik itu berukuran sekitar dua kali lebar asteroid yang memusnahkan dinosaurus non avian.

Kawah Vredefort, yang terletak sekitar 75 mil (120 kilometer) barat daya Johannesburg, saat ini berdiameter sekitar 99 mil (159 km), menjadikannya kawah terbesar yang terlihat di Bumi.

Namun, itu lebih kecil dari kawah Chicxulub yang terkubur di bawah Semenanjung Yucatán Meksiko, yang berdiameter sekitar 112 mil (180 km) dan ditinggalkan oleh asteroid pembunuh dinosaurus yang menghantam Bumi pada akhir periode Cretaceous sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Tapi kawah tubrukan perlahan terkikis seiring waktu, yang membuatnya menyusut. Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa kawah Vredefort awalnya berukuran 155 hingga 174 mil (250 hingga 280 km) saat terbentuk 2 miliar tahun lalu.

Akibatnya, kawah Vredefort dianggap sebagai kawah tubrukan terbesar di Bumi meski lebih kecil dari kawah Chicxulub saat ini.

Di masa lalu, para ilmuwan mengira kawah Vredefort awalnya jauh lebih kecil, lebarnya sekitar 172 kilometer.

Berdasarkan perkiraan tersebut, para peneliti sebelumnya menghitung bahwa asteroid yang bertanggung jawab atas dampak tersebut berukuran sekitar 15 kilometer dan bertabrakan dengan kecepatan sekitar 53.900 km/jam.

Kawah Vredefort lahir 2 miliar tahun yang lalu ketika asteroid terbesar yang pernah menghantam Bumi berdampak pada planet ini. (Lauren Dauphin/NASA Earth Observatory/Landsat)

Namun dalam sebuah studi baru, para ilmuwan meninjau kembali pengukuran kawah dan mendapatkan wawasan baru tentang ukuran batuan luar angkasa yang sangat besar.

Dalam studi tersebut, yang dipublikasikan secara daring di Journal of Geophysical Research: Planets, para peneliti menghitung ulang ukuran asteroid Vredefort dan menemukan bahwa batuan luar angkasa yang merusak kemungkinan berukuran antara 20 dan 25 km.

Asteroid tersebut dapat menempuh jarak antara 72.000 dan 90.000 km/jam ketika menghantam planet kita.

"Memahami struktur dampak terbesar yang kita miliki di Bumi sangat penting" karena memungkinkan para peneliti untuk membangun model geologi yang lebih akurat," kata penulis utama studi Natalie Allen kepada Live Science.

Baca Juga: Bahan Kimia Volatil di Bumi Berasal dari Asteroid Luar Tata Surya

Baca Juga: Temuan Asteroid dari Setitik Debu Antariksa Bisa Selamatkan Planet Ini

Baca Juga: Asteroid 'Pembunuh Planet' Selebar 1,5 Kilometer Akhirnya Terdeteksi

Baca Juga: Singkap Wawasan Baru Tentang Permukaan dan Struktur Asteroid Bennu

Allen merupakan seorang kandidat doktor di Departemen Fisika dan Astronomi Universitas Johns Hopkins di Baltimore. Ia mengatakan dalam pernyataan, bahwa prediksi ukuran penabrak yang lebih akurat juga dapat menjelaskan kawah lain di Bumi dan di seluruh tata surya.

Di masa lalu, para ilmuwan telah berjuang untuk mengetahui ukuran asli kawah Vredefort akibat erosi selama 2 miliar tahun terakhir.

Untuk memahami bagaimana erosi memengaruhi kawah tubrukan kuno seperti Vredefort. "Jika Anda mengiris secara horizontal melalui mangkuk secara progresif, Anda akan melihat bahwa diameter mangkuk akan berkurang dengan setiap irisan yang Anda lakukan," kata Roger Gibson.

Gibson adalah ahli geologi struktural di University of Witwatersrand di Afrika Selatan yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Selain erosi alami dari struktur tumbukan Vredefort, formasi batuan baru telah muncul di bagian atas kawah, tulis para peneliti.

Akibatnya, sebagian besar struktur asli kawah telah sepenuhnya tertutup oleh bebatuan yang lebih muda dan hanya sebagian kecil dari tepian kawah yang terlihat saat ini, sehingga semakin sulit untuk mengatakan seberapa besar kawah itu dulu.