Kaisar Tiongkok Daoguang, Jadi Saksi Invasi Asing dan Awal Era Modern

By Sysilia Tanhati, Rabu, 1 Maret 2023 | 12:00 WIB
Kaisar Tiongkok Daoguang dikenal suka melakukan penghematan dan sangat pelit. Namun, semua tabungan Kekaisaran Tiongkok digunakan untuk membantu rakyat yang mengalami bencana.
Kaisar Tiongkok Daoguang dikenal suka melakukan penghematan dan sangat pelit. Namun, semua tabungan Kekaisaran Tiongkok digunakan untuk membantu rakyat yang mengalami bencana. (Thomas Allom. Engraved)

Kekaisaran Tiongkok yang tertinggal dan awal sejarah Tiongkok modern

Di masa pemerintahan kakek Daoguang, ia mengeksekusi banyak kaum intelektual. Tidak hanya itu, sang kaisar juga membakar banyak buku-buku berharga. Di saat yang sama, Inggris memulai Revolusi Industri Pertama. Karena alasan itu, Kekaisaran Tiongkok mulai tertinggal dari dunia barat.

Baca Juga: Qianlong, Kaisar Tiongkok Paling Beruntung, Tetapi Membawa Kemiskinan

Baca Juga: Kisah Kaisar Kuning 'Huang Di' yang Legendaris, Leluhur Orang Tionghoa

Baca Juga: 2.000 Tahun Berkuasa, Apa Penyebab Jatuhnya Kekaisaran Tiongkok?

Baca Juga: Kubilai Khan, Kaisar Tiongkok Pertama yang Berasal dari Suku Nomaden

Dalam beberapa dekade berikutnya, kebijakan konservatif dan reparatif ayahnya dan Daoguang membuat Dinasti Qing kehilangan kesempatan terakhir untuk mengejar ketertinggalan. Akibatnya, Perang Candu Pertama terjadi antara kerajaan industri maju dan kekaisaran pertanian yang tertinggal.

Setelah perang ini, Kekaisaran Tiongkok terus menghadapi kekalahan dan menandatangani perjanjian yang tidak adil dengan negara-negara Barat yang maju. Oleh karena itu, Perang Candu Pertama dianggap sebagai awal dari sejarah Tiongkok Modern.

Tahun-tahun akhir Kaisar Daoguang

Dalam sepuluh tahun terakhir pemerintahan Kaisar Daoguang, Kekaisaran Tiongkok terus kehilangan tanah dan kedaulatan. Ini membuatnya menerima banyak dikritik karena tidak mampu mengatasi masalah dengan pihak asing.

Sulit untuk mengukur seberapa besar tanggung jawab yang harus diambil Kaisar Daoguang atas kerugian besar itu. Atau apakah sejarah akan berbeda jika kaisar besar lain yang bertanggung jawab?

Dalam sepuluh tahun terakhir pemerintahan Kaisar Daoguang, Kekaisaran Tiongkok terus kehilangan tanah dan kedaulatan. Ini membuatnya menerima banyak dikritik karena tidak mampu mengatasi masalah dengan pihak asing. (Public Domain)

Parahnya lagi, setelah serangkaian kegagalan dan perjanjian yang merugikan, ia tidak melakukan tindakan apa-apa untuk mengubah situasi. Inilah yang dikecam oleh rakyat.

Kaisar Daoguang yang pelit namun baik hati ini menyaksikan kekaisarannya diserang dan dikalahkan. Namun alih-alih mengambil tindakan keras, dia membiarkannya membusuk. Ini pun membuat ahli warisnya khawatir. Daoguang kemudian menyerahkan takhta kepada putra satu-satunya, Kaisar Xianfeng (1831—1861).

Namun, Kaisar Xianfeng hanya memerintah selama 11 tahun dan meninggal di usia muda. Setelah itu, salah satu selir kekaisarannya, kemudian Ibu Suri Ci Xi (1835-1908), merebut kekuasaan dan memerintah di akhir-akhir era Dinasti Qing.

Meski rajin dan memperhatikan rakyat, Kaisar Daoguang harus menyaksikan masuknya kekuatan asing di kekaisaran yang sebelumnya tertutup rapat. Pemerintahannya ditandai dengan dimulainya era Tiongkok modern.