Nationalgeographic.co.id—Terungkap ruang rahasia di sebuah atas pintu masuk utama, sisi utara Piramida Khufu, di dataran tinggi Giza, Mesir. Kabar tersebut diterangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir pada hari Kamis, 2 Maret 2023.
Para ilmuwa menguak ruang tersebut berada di atas pintu masuk utama ke Piramida besar, dengan ukuran panjang sembilan meter dan lebar dua meter. Penemu ruang tersembunyi itu adalah Zahi Hawass, ahli purbakala terkenal di Mesir sekaligus mantan Menteri Negara Purbakala, dan Ahmed Issa Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir sekarang.
"Terima kasih kepada semua orang yang berkontribusi pada proyek ini atas upaya mereka dan ketajaman mereka untuk mengumumkan hasilnya dengan cepat dan sebelum penerbitan ilmiah penelitian," terang Issa.
Penemuan ruang rahasia di sekitar komplek Piramida Giza bukanlah yang pertama. Sebelumnya, ruang tersembunyi lainnya pernah ditemukan lewat pemindaian tahun 2017. dilaporkan para ilmuwan di jurnal Nature bertajuk "Discovery of a big void in Khufu’s Pyramid by observation of cosmic-ray muons" bahwa ada ruang tertutup lainnya di dalam Piramida Khufu berukuran 30 meter.
Arkeolog meyakini bahwa ruang tersembunyi ini dibangun untuk Firaun Khufu dari Dinasti Keempat kerajaan Mesir kuno yang memerintah pada awal abad ke-26 SM. Sehingga, disimpulkan bahwa ruangan tertutup ini berusia sekitar 4.500 tahun.
Ruang rahasia itu ditemukan dalam The Scan Pyramids Project. Proyek ini berpendapat tentang misteri ruang rahasia itu, "Hanya karena sebuah misteri berusia 4500 tahun, bukan berarti itu tidak dapat dipecahkan."
The Scan Pyramids Project sendiri diluncurkan pada 25 Oktober 2015, menjadi misi ilmiah yang berada di bawah otoritas Kementerian Purbakala Mesir. Prakarsa, dan perancangan, dan koordinasi proyek ini bersama dengan Fakultas Teknik University of Cairo dan Institute of Heritage, Innovation, and Preservation (HIP) di Prancis.
Issa menerangkan bahwa The Scan Pyramids Project dilakukan di bawah pengawasan penuh Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Kementerian di Mesir. Secara administrasi, punya tanggung jawab untuk menjaga dan konservasi warisan arkeologi dari budaya masa lampau.
Selain itu juga melibatkan bantuan para ilmuwan di Laval University of Quebec, Kanada, dan Nagoya University of Japan. Bantuan ini membuat proyek tersebut memiliki serangkaian teknologi canggih, dan para ahli yang bekerja sama untuk mengidentifikasi ruang rahasia tersebut.
Melansir AP, Christian Grosse profesor dari Non-destructive Testing di Technical University of Munich menjelaskan, bahwa pengungkapan ruang ini menggunakan berbagai teknik pemindaian, termasuk pengukuran ultrasonik dan radar penetrasi tanah. Metode seperti ini diharapkan bisa diterapkan lebih lanjut di bagian dalam piramida.