Teknologi Zirah Berbahan Kertas Tiongkok Kuno Lebih Kuat Dari Baja

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 13 Maret 2023 | 09:00 WIB
Gambar representasi dari zirah kertas Tiongkok kuno. Dibuat menggunakan kecerdasan artifisial (AI). (Ancient Origins)

Nationalgeographic.co.id—Anda mungkin pernah mendengar pepatah "pena lebih kuat dari pedang", tetapi pernahkah Anda mendengar bahwa pakaian pelindung berbahan kertas lebih kuat dari logam? 

Itu bertentangan dengan semua yang telah kita pelajari tentang peperangan; dimana prajurit kekar biasanya dibalut baja atau besi pelat baja.

Dilansir dari Ancient Origins,  dalam catatan Tiongkok kuno, menggunakan zirah berbahan kerta terkadang dianggap sebagai pilihan yang lebih baik.

Pembuatan kertas berasal dari Tiongkok 2.000 tahun yang lalu selama periode Han Timur. Kasim Cai Lun, dinobatkan dalam penemuan ini, meskipun contoh kertas yang lebih awal dan lebih kuno telah ditemukan.

Seperti yang mungkin telah kita tahu, sebelum ditemukannya kertas orang berkomunikasi melalui gambar dan simbol yang diukir di kulit pohon, dilukis di dinding gua, di papirus atau tablet tanah liat.

Dalam salah satu artikel American Forest & Paper association, disebutkan Selama abad ke-8, sekitar 300 tahun setelah penemuan Cai Lun, rahasia tersebut menyebar ke wilayah yang kini menjadi Timur Tengah. 

Namun, butuh 500 tahun lagi bagi pembuatan kertas untuk memasuki Eropa. Salah satu pabrik kertas pertama dibangun di Spanyol, dan tak lama kemudian, kertas dibuat di pabrik-pabrik di seluruh Eropa.

Kehadiran kertas adalah penemuan yang sangat berpengaruh, memberikan permukaan tulis yang lebih praktis daripada bambu, kayu, maupun sutra.

Selain kegunaannya yang telah kita ketahui pada umumnya, orang-orang Tiongkok kuno bahkan menggunakannya untuk membuat zirah.

Secara historis, mereka telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan untuk melindungi tentara dengan berbagai bahan, mulai dari cangkang kura-kura, perunggu, batu, kulit, hingga akhirnya baja, 

Para ahli mendesainnya dengan pola potongan-potongan kecil berbentuk persegi, persegi panjang, dan berbentuk seperti sisik ikan untuk memberikan perlindungan yang optimal selama peperangan. 

Yang mungkin mengejutkan adalah penyebutan zirah berbahan sutra dan kertas dalam catatan Tiongkok kuno.

Pada Majalah Hand Papermaking, Peter Dekker mencatat bahwa penyebutan paling awal zirah berbahan kertas adalah selama Dinasti Tang (618 hingga 907 M).

Dikatakan bahwa Shang Suiding menemukan zirah kertas untuk membantu warga sipil mempertahankan diri selama perang. Gubernur He-Dong bahkan dilaporkan telah melengkapi seribu pasukan dengan baju zirah kertas berlipat.

Baca Juga: Raja Si Zhu dari Dinasti Xia, Penemu Baju Besi di Kekaisaran Tiongkok

Baca Juga: Kisah Looty, Anjing Ratu Victoria Hasil Jarahan dari Kaisar Tiongkok

Baca Juga: Teror para Penyihir dan Pencuri Roh yang Melanda Kekaisaran Tiongkok

Baca Juga: Jatuh Bangun Kekaisaran Tiongkok, Ternyata Dipengaruhi Curah Hujan

Menurut Berthold Laufer, armor kertas periode Tang terbuat dari lembaran kertas yang dilipat, sementara pasukan di Provinsi An-hui, menggunakan  armor kertas yang dibuat dengan pola sisik segitiga. 

Catatan paling rinci tentang zirah kertas termaktub dalam Wubei Zhi tahun 1621 atau “Risalah tentang Kesiapsiagaan Militer” di mana komandan angkatan laut Mao Yuanyi menjelaskan bahwa untuk tentara di selatan “pilihan terbaik untuk prajurit infanteri adalah baju zirah kertas, dicampur dengan berbagai sutra dan kain.”

Konsul AS Edward Bedlow berkomentar; "Sepertinya konyol untuk menyebut kombinasi seperti itu sebagai baju zirah, namun mereka membuat zirah yang lebih unggul dalam banyak kasus daripada baja."

MythBusters dalam Discovery Channel, menguji apakah pelindung kertas sama protektifnya dengan baja. Hasilnya mereka menemukan pelindung kertas lebih efektif melawan pedang dan panah. 

Meskipun efektif melawan panah dan musket-balls (proyektil bulat), baju besi kertas tidak efisien melawan peluru senapan. Ringan dan tahan terhadap karat, baju anti peluru modern didasarkan pada prinsip yang sama.