Putri Taiping Dinasti Tang, Menikah demi Raih Kuasa Kaisar Tiongkok

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 13 Maret 2023 | 14:00 WIB
Putri Taiping dari dinasti Tang (628 — 683) dan Wu Zetian (624 — 705), tercatat sebagai kaisar wanita dalam sejarah Tiongkok. (Public Domain)

Pernikahan Kedua sebagai Aliansi Politik

Beberapa bulan setelah Xue meninggal, Wu Zetian mulai mencarikan suami baru untuk Taiping. Suami baru ini, hanya seorang laki-laki dari Keluarga Wu.

​Wu berencana untuk menikahkan keponakan dekatnya, yang pernah ingin dia jadikan sebagai ahli warisnya, dengan Putri Taiping. Dengan begitu, Taiping akan menjadi ratu nanti.

​Tapi Taiping menolak. Sebaliknya, Taiping memilih pria lain dari Keluarga Wu, yang berperilaku baik dan tidak pernah terlibat dalam politik tetapi sudah menikah.

Putri Taiping. (History of Royal Woman)

Wu setuju dan mengadakan upacara pernikahan akbar untuk mereka.  Berbeda dengan pernikahan pertamanya, Putri Taiping bertindak berbeda dalam pernikahan keduanya. Dia menjalani kehidupan yang sangat mewah, berselingkuh dengan pejabat, dan memelihara banyak kekasih pria.

Jika dia menemukan seseorang yang sangat pandai melayani wanita, dia akan menyumbangkannya untuk ibunya, Wu, yang dinobatkan sebagai kaisar wanita pertama dan satu-satunya dalam sejarah Tiongkok beberapa bulan setelah pernikahan kedua Taiping.

Kaisar Wu menyebutkan berkali-kali bahwa penampilan dan kepribadian Taiping sangat mirip dengannya, jadi dia selalu berbicara dengan Taiping tentang urusan politik.

​Taiping menunjukkan perhatian dan bakat yang cukup, tetapi tidak pernah mengungkapkan ambisi apa pun untuk memperoleh kekuasaan atau memanipulasi politik di depan ibunya. 

Baca Juga: Kegagalan Kaisar Tiongkok Zhaozong untuk Menyelamatkan Dinasti Tang

Baca Juga: Terbuka pada Budaya Asing, Dinasti Tang Bawa Tiongkok ke Era Keemasan