Gaozong, Kaisar Tiongkok yang Harus Memilih Martabat atau Kedamaian

By Sysilia Tanhati, Selasa, 14 Maret 2023 | 12:00 WIB
Sebagai kaisar Tiongkok dari Dinasti Song, Gaozong membuat kebijakan kontroversial. Ia dihadapkan pada dua pilihan: hidup damai atau mengembalikan martabat. (Public Domain)

Para jenderal berbakat dan prajurit setia itu mengalahkan Jin dan pasukan pemberontak lainnya di dalam wilayah Gaozong. Kemudian dia akhirnya memutuskan untuk melawan, membalas dendam, dan mendapatkan kembali martabatnya yang hilang.

Di antara para prajurit itu ada seorang marsekal luar biasa bernama Yue Fei, yang pasukannya mengalahkan pasukan Jin beberapa kali dan terus menang. Prestasi mereka memberi harapan besar bagi orang-orang Song untuk menang kembali.

Meski menang dari Jurchen Jin, Song terpaksa menyetujui perjanjian yang tidak adil.

Dalam perjanjian itu, Dinasti Song menghormati Jin sebagai penguasa dan mengembalikan semua kota yang telah dimenangkan Marsekal Yue Fei dan jenderal lainnya sebelumnya. Tidak hanya itu, Song juga harus memberikan upeti setiap tahun pada Jin.

Jin, sebagai imbalan, akan mengirim kembali ibu kandung Gaozong dan peti mati ayahnya Zhao Ji.

Kemudian Kaisar Gaozong memaksa Yue Fei untuk menyerahkan kendali atas pasukannya dan segera memenjarakan Yue Fei. “Beberapa bulan kemudian, jenderal luar biasa Yue Fei diracun sampai mati atas permintaan Jurchen Jin,” kata Lotha.

Sebagian mengatakan bahwa Kaisar Gaozong terancam oleh prestasi dan reputasi Yue Fei. Sedangkan yang lain menyimpulkan bahwa dia tidak ingin keluarganya kembali dan merebut takhta.

Zhao Gou menjalani kehidupan yang nyaman di selatan setelah menghabisi pejabat yang ingin melawan Jin.

Kemakmuran di bawah pemerintahan Kaisar Gaozong

Sejak itu, Tiongkok selatan berkembang, di mana pertanian, ekonomi, budaya, dan bisnis meningkat pesat.

Meskipun wilayahnya kecil, Dinasti Song Selatan adalah salah satu periode terkaya ketika orang hidup dalam kekayaan dan stabilitas.

Orang yang melarikan diri dari utara bisa mendapatkan pinjaman dari pemerintah. Mereka membeli tanah pertanian dan rumah. Rakyat pun tidak perlu membayar pajak selama 30 tahun.