Nubuat, Kunci para Kaisar Tiongkok dalam Mempertahankan Takhta

By Sysilia Tanhati, Kamis, 16 Maret 2023 | 11:00 WIB
Nubuat jadi kunci penting untuk mengamankan takhta kaisar Tiongkok. Beragam pertanda unik dianggap sebagai legitimasi surga atas penguasa. (Zhenxiong Li)

Lebih baik dengarkan cacing

Menurut Kitab Han, pada tahun 78 Sebelum Masehi, terjadi pertikaian hebat di istana tentang siapa yang akan menggantikan Kaisar Zhao dari Han. Saat itu, pohon dedalu (willow) yang mati di taman kekaisaran tiba-tiba hidup kembali. Di dedaunannya ada tulisan yang dibentuk oleh cacing. Konon, mereka menganggapnya sebagai ramalan atau nubuat.

Baca Juga: Kisah Looty, Anjing Ratu Victoria Hasil Jarahan dari Kaisar Tiongkok

Baca Juga: Kaisar Zhengtong, Penyebab Pertempuran hingga Buat Rakyatnya Dibantai

Baca Juga: Gaozong, Kaisar Tiongkok yang Harus Memilih Martabat atau Kedamaian

Baca Juga: Wanli, Kaisar Dinasti Ming Terlama Pilih Tinggalkan Pemerintahannya

Karakternya berbunyi, “Gongsun Bingyi akan memakai mahkota.” Seorang pejabat pengadilan bernama Sui Hong memegang daun tersebut. Ia mengatakan bahwa akan ada orang bermarga Gongsun yang akan naik takhta.

Sui kemudian menyerahkan penemuannya kepada Kaisar Zhao. Pejabat itu menyarankan agar kaisar memperhatikan tanda-tanda, mencari orang yang dimaksud, dan kemudian turun takhta demi mewujudkan ramalan.

Kata-kata Sui membuat marah perdana menteri saat itu Huo Guang. Huo Guang pun mengeksekusi Sui di tempat karena menyebarkan desas-desus. Namun lima tahun kemudian, ketika Kaisar Zhao meninggal, Huo dengan cepat mengalihkan dukungannya dari Liu He menjadi Liu Xun, yang menjadi Kaisar Xuan dari Han.

Nama asli Liu adalah Bingyi. “Gongsun” dapat diartikan sebagai “cucu seorang bangsawan” dan Liu Xun ternyata adalah cucu dari mantan pangeran, Liu Ju.

Di masa itu, nubuat atau ramalan sangat penting untuk berkuasa. Maka tidak heran jika ada musuh yang membuat ramalan palsu untuk menggulingkan kekuasaan pemimpin.