Nationalgeographic.co.id—Analisis komprehensif baru terhadap situs arkeologi di Arab Saudi memberikan pemahaman baru tentang mustatil, monumen batu kuno di Arab Saudi. Monumen tersebut berasal dari periode Neolitikum Akhir yang diperkirakan digunakan untuk tujuan ritual.
Melissa Kennedy dari University of Western Australia, Perth, dan rekannya, bersama dengan The Royal Commission for AlUla telah mempresentasikan temuan mereka pada 15 Maret 2023.
Hasil mereka telah diterbitkan di PLoS One dengan judul "Cult, herding, and ‘pilgrimage’ in the Late Neolithic of north-west Arabia: Excavations at a mustatil east of AlUla."
Pada penelitian ini, mereka melakukan penggalian ekstensif terhadap salah satu dari lebih dari 1.600 monumen yang dikenal sebagai mustatil.
Monumen tersebut dibangun sekitar 7.000 tahun yang lalu, mustatil berbentuk persegi panjang, berdinding rendah, struktur batu yang panjangnya berkisar antara 20 hingga 600 meter.
Para peneliti pertama kali menemukannya pada tahun 1970-an, dan kini lebih dari 1.600 mustatil telah ditemukan, terutama terkonsentrasi di Arab Saudi utara.
"Sejak tahun 1970-an, struktur batu monumental yang sekarang disebut mustatil telah didokumentasikan di seluruh Arab Saudi," tulis peneliti.
Namun, baru pada tahun 2017 studi intensif dan sistematis pertama dari tipe struktur ini dilakukan, meskipun studi ini tidak dapat menentukan fungsi yang tepat dari fitur-fitur ini.
Penggalian baru-baru ini di kota AlUla menunjukkan bahwa mustatil digunakan untuk tujuan ritual ziarah, pengkultusan dan persembahan yang berupa persembahan hewan.
Sekarang, Kennedy dan rekannya telah melakukan penggalian ekstensif di sebuah mustatil yang terletak 55 sebelah timur AlUla. Mustatil ini memiliki panjang 140 meter dan dibangun dari batuan sedimen lokal.
Analisis para peneliti mencakup identifikasi 260 fragmen tengkorak dan tanduk hewan, terutama dari sapi domestik, serta dari kambing domestik, kijang, dan ruminansia kecil. Hampir semua sisa-sisa ini menumpuk di sekitar batu tegak besar yang ditafsirkan sebagai betil.
Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa betil adalah salah satu yang tertua yang diidentifikasi di Jazirah Arab, dan tulang-tulangnya memberikan beberapa bukti paling awal untuk domestikasi ternak di Arab Saudi utara.
Studi ini juga mengungkap bukti beberapa fase persembahan di mustatil, serta penguburan manusia laki-laki dewasa, yang menunjukkan bahwa situs tersebut mungkin telah menjadi tujuan ziarah berulang kali.
Baca Juga: Separuh ART Migran Indonesia di Negara Arab Pernah Alami Situasi Kejam
Baca Juga: Catatan Polimatik Arab Mengungkap Awal Mula Munculnya Tanaman Ganja
Baca Juga: Akibat Perubahan Iklim yang Kian Nyata: Menghijaunya Tanah Arab Saudi
Baca Juga: Manusia Modern Hijrah dari Afrika ke Asia Lewat Jalur Utara dan Selatan Jazirah Arab
Mempertimbangkan semua data baru, para peneliti menyarankan bahwa kepercayaan ritualistik dan faktor ekonomi lebih terkait erat untuk orang-orang Neolitik di Arab Saudi barat laut daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan bahwa keterikatan ini tersebar di wilayah geografis yang luas.
“Pengendapan ritual tanduk binatang dan elemen tengkorak bagian atas di dalam mustatil menunjukkan persimpangan yang mendalam antara kepercayaan dan cara hidup ekonomi di Neolitikum Akhir di Arabia Utara," para penulis menambahkan.
Penggabungan kedua aspek ini menunjukkan keterikatan ideologis yang mengakar, yang dibagi dalam jarak geografis yang luas, menunjukkan lanskap dan budaya yang jauh lebih saling berhubungan daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk periode Neolitik di Arabi Saudi barat laut.