Nationalgeographic.co.id—Jauh sebelum terjadi gempa bumi di Turki yang sangat mematikan, sebenarnya para ilmuwan telah memprediksikan risiko tinggi gempa Bumi. Bahkan para ilmuwan mengusulkan kota baru Istanbul agar dapat menghindari bencana gempa dan memberikan perlindungan bagi penduduk.
Dalam laporan ilmiah pada tahun 2008, insinyur di Purdue University dan Republik Turki telah mengajukan proposal yang berani, yaitu membangun kota kedua pengganti Istanbul. Itu artinya, mereka mengusulkan untuk memindahkan kota Istanbul ke kota baru yang disebut kota satelit.
Kota satelit akan memberikan perlindungan segera bagi penduduk kota tua itu jika terjadi bencana gempa bumi dan mengurangi dampak peristiwa semacam itu terhadap perekonomian negara. Peneliti Purdue telah membuat animasi 3-D yang menunjukkan seperti apa kota baru yang diusulkan itu. Animasi berdurasi lima menit ini diproduksi menggunakan teknologi baru yang dikembangkan oleh Kantor Teknologi Informasi di Purdue.
Mete Sozen, Profesor Teknik Sipil Kettelhut Purdue, mengatakan membangun kota satelit dari awal memiliki beberapa keuntungan.
"Sangat menarik untuk berpikir tentang membangun kota baru menggunakan teknologi yang benar-benar baru," katanya.
"Itu akan menggunakan teknologi informasi modern dan ramah lingkungan. Itu akan aman dan modern. Tapi yang lebih penting adalah kota ini akan menyediakan tempat perlindungan dan layanan darurat jika terjadi gempa."
Animasi kota Turki masa depan dibuat dalam dua bulan dengan menggunakan TeraGrid, jaringan komputasi penelitian yang didanai oleh National Science Foundation.
Purdue adalah salah satu dari 11 lembaga penelitian yang terdiri dari TeraGrid, yang merupakan jaringan komputasi sains terbuka terbesar di dunia.
Istanbul, yang terletak tepat di utara patahan Anatolia Utara, berisiko tinggi mengalami gempa bumi besar dalam 30 tahun ke depan.
"Semua bukti seismik dan sejarah mengatakan bahwa gempa besar sudah terlambat," kata Sozen, yang memimpin upaya internasional pada tahun 2005 untuk mengevaluasi risiko bencana semacam itu.
Kelompok itu menyimpulkan bahwa kemungkinan gempa bumi dengan kekuatan 6,8 hingga 7,5 skala Richter akan terjadi dalam tiga dekade mendatang.