Lady Fu Hao, Marsekal Wanita Pertama dari Dinasti Shang Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Senin, 20 Maret 2023 | 10:00 WIB
Lady Fu Hao adalah marsekal wanita pertama yang didokumentasikan dalam sejarah Tiongkok. Bersama pasukannya, ia mengalahkan rezim nomaden yang kuat. (Gary Todd)

Nationalgeographic.co.id—Di dunia kuno, kedudukan jenderal atau pemimpin pasukan biasanya dimiliki oleh kaum pria. Namun Lady Fu Hao merupakan suatu pengecualian. Berasal dari Dinasti Shang Tiongkok, Lady Fu Hao adalah marsekal wanita pertama yang didokumentasikan dalam sejarah Tiongkok.

“Bersama suaminya, Raja Wu Ding, mereka memenangkan perang penyergapan paling awal dalam sejarah Tiongkok,” ungkap Hoklam Chan di laman Britannica. Sang permaisuri juga memimpin dan berhasil dalam perang skala terbesar abad itu.

Seorang permaisuri remaja yang menjadi marsekal luar biasa

Fu Hao adalah putri bangsawan dari kerajaan jajahan Dinasti Shang. Konon, sang putri memiliki wawasan luas dan terpelajar.

Ketika dia baru menikah dengan suaminya yang ambisius, Raja Wu Ding, perang besar di perbatasan utara mereka berlangsung untuk sementara waktu. Mungkin tampak aneh bagi wanita di masanya, namun Fu Hao mengajukan dirinya untuk menjadi jenderal pasukan Shang. Padahal, waktu itu ia masih berusia remaja.

Saat itu, jenderal militer kesulitan untuk memenangkan perang. Meski enggan, Raja Wu Ding akhirnya mengirim permaisurinya ke medan perang sesuai permintaannya.

Di masa mudanya, Fu Hao menerima pelatihan militer. Dalam perjalanan tiga tahunnya ke pedesaan bersama suaminya, ia memperoleh pengetahuan langsung tentang geografi tanah. “Dan sebagai penguasa, dia berhubungan dengan seni perang yang lebih canggih,” tulis Barbara Bennett Peterson di laman Encyclopedia.

Bersenjatakan kapaknya yang lebar, Fu Hao adalah seorang marsekal pemberani dan jenius. Musuh mereka segera dikalahkan dan Dinasti Shang meraih kesuksesan luar biasa.

Pencapaian militer Fu Hao yang luar biasa

Sejak saat itu, permaisuri Fu Hao menjadi marsekal Dinasti Shang yang dihormati. Di sisi lain, ia adalah pendeta tinggi, posisi paling terhormat dan tertinggi di era itu. Pendeta tertinggi bertanggung jawab atas upacara pengorbanan besar Shang.

Bersama suaminya, mereka menaklukkan banyak kerajaan kuat dan memperluas wilayah Shang.

Perang terbesar selama abad itu dipimpin oleh Fu Hao, di mana dia memimpin sekitar 13.000 prajurit. Bersama pasukannya, Fu Hao berhasil mengalahkan rezim nomaden yang kuat.

Kegiatan militer, kesuksesan, dan pengalaman hidupnya semuanya didokumentasikan dalam prasasti kuno pada tulang atau kulit kura-kura.

Kehidupan cinta Permaisuri Fu Hao dan Raja Wu Ding

Marsekal wanita yang luar biasa ini merupakan istri yang setia. Dia dan suaminya memiliki banyak anak bersama. Bahkan salah satu putra mereka menjadi raja berikutnya.

Setiap kali dia kembali dari perang, suaminya akan menunggunya di luar ibu kota. Keduanya menghabiskan banyak waktu bersama.

“Fu Hao kemudian jatuh sakit karena kelelahan,” tambah Peterson. Saat dia masih sakit, putranya, Xiao Yi, meninggal. Ini membuatnya sangat putus asa dan dia meninggal tak lama kemudian.

Suaminya, Raja Wu Ding sangat sedih. Sepeninggal Fu Hao, ia menghadiahkan gelar anumerta sebagai "Mu Xin" dan menguburkannya di bawah istananya, alih-alih di mausoleum kerajaan.

Raja mengubur ribuan benda berharga di dalam makamnya, termasuk bejana perunggu, barang giok, benda tulang dan gading.

Setelah kematiannya, raja mencoba meramal beberapa kali untuk melihat apakah istri tercintanya hidup dengan baik di belahan dunia lain.

Penemuan makamnya menceritakan kepada dunia kisah marsekal, permaisuri, dan pendeta yang mulia., Lady Fu Hao. (Gary Todd)

Raja Wu Ding memiliki dua permaisuri lain sesudahnya, tetapi pernikahan itu hanya untuk aliansi politik.

Setiap kali akan mengadakan pertempuran penting, Raja Wu Ding memimpin upacara pemujaan besar. Ia mencoba mencari berkah dari Fu Hao.

Pernikahan hantu Fu Hao

Beberapa tahun kemudian, Raja Wu Ding khawatir Fu Hao sendirian dan mungkin tidak dirawat dengan baik di dunia lain. Maka ia mengadakan upacara untuk menikahkannya dengan salah satu leluhurnya, raja ke-13 dari Dinasti Shang.

Beberapa waktu kemudian, dia mengadakan beberapa upacara besar lainnya dan menikahkannya dengan raja ke-4 dan ke-1 Shang. Sang raja berharap nenek moyang yang kuat dari keluarga kerajaan Shang dapat menjaga cintanya di dunia lain dengan baik.

Baca Juga: Dalam Ritual Dinasti Tiongkok Kuno, Anak Anjing Sering Dikubur Hidup-hidup

Baca Juga: Wu Si, dari Budak Jadi Permaisuri Kekaisaran Tiongkok yang Berpengaruh

Baca Juga: Zhang Xun, Jenderal Hebat Dinasti Tang Dikritik Izinkan Kanibalisme

Baca Juga: Warisan Kaisar Tiongkok He dari Dinasti Han Timur yang Membahayakan

Makamnya yang terpelihara dengan baik ditemukan di Provinsi Henan. Ketika dilakukan penggalian, ditemukan 1928 keping artefak penguburan yang berharga dan indah.

Di antara benda-benda penguburan Fu Hao, senjatanya yang sangat bagus dan barang-barang perunggu ditemukan. Kemungkinan benda-benda itu membuatnya meraih sukses besar dalam kampanye militer dan status terhormat sebagai pendeta tertinggi. Aksesoris yang cantik dan peralatan dapurnya yang halus mengingatkan dunia bahwa dia juga seorang permaisuri cantik dan berbudi luhur.

Prasasti-prasasti pada tulang-tulang itu, terutama yang berhubungan dengan ramalan, mencatat perhatian abadi suaminya Wu Ding untuknya.

Prasasti dan peninggalan budaya berusia lebih dari 3000 tahun itu menceritakan kepada dunia kisah marsekal, permaisuri, dan pendeta yang mulia.