Masalah kotak pasir sangat umum pada kucing yang tidak disterilkan, yang dapat menggunakan urin juga untuk meninggalkan tanda untuk kucing lain. Masalah kotak pasir juga lebih umum pada kucing yang ketakutan.
Studi ini menggunakan dataset survei yang mencakup lebih dari 4.000 kucing yang sebelumnya dikumpulkan oleh kelompok penelitian, yang mencakup informasi luas tentang kepribadian, latar belakang, kesehatan, dan lingkungan saat ini.
Dua ciri perilaku yang terkait dengan penggunaan kotak pasir diidentifikasi dalam dataset. Studi ini menyelidiki hubungan antara 34 variabel, termasuk berbagai faktor lingkungan dan sifat kepribadian, dan dua sifat perilaku yang disebutkan.
“Kepribadian kucing membuat perbedaan, karena ketakutan dikaitkan dengan kedua sifat perilaku yang tidak diinginkan," kata peneliti.
Masalah paling sedikit terjadi pada kucing yang disterilkan di bawah usia empat bulan, sedangkan jumlah tertinggi terjadi pada kucing yang tidak terterilkan dan jantan.
Kucing yang lebih tua yang tinggal di keluarga dengan anak-anak adalah lebih mungkin bermasalah dengan kotak pasir mereka.
Dari antara faktor -faktor lain, aktivitas/permainan, sosialisasi terhadap kucing, masalah trah atau keturunan dan saluran kemih juga signifikan secara statistik.
"Dalam hal ras yang berbeda, kucing Bengal memiliki masalah paling banyak, sementara kucing Siberia dan Neva Masquerade memiliki paling sedikit,” kata Profesor Hannes Lohi.
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Kucing Suka Berlarian Tanpa Alasan yang Jelas?
Baca Juga: Dunia Hewan: Kucing Serang Australia, Apakah Ia Akan Menguasai Dunia?
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Kucing Suka Membangunkan Pemiliknya di Pagi Buta?