Ilmuwan PBB Peringatkan Dunia Harus Segera Hentikan "Bom Waktu Iklim"

By Ricky Jenihansen, Jumat, 24 Maret 2023 | 07:00 WIB
lmuwan PBB mengeluarkan laporan akhir Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC). (UN Environment Program)

Nationalgeographic.co.id—Ilmuwan PBB mulai memperingatkan bahwa dunia harus segera bertindak untuk meredakan "bom waktu iklim" yang sedang mengancam. Jika tidak, perubahan iklim akan melepaskan dampak lingkungan dan menyebabkan bencana.

Laporan akhir Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB menyatakan bahwa tindakan drastis harus segera diambil sebelum terlambat.

Dalam laporan akhir ini, para ilmuwan menegaskan bahwa tindakan "membuang karbon dioksida secara cepat, dalam dan segera" harus dilakukan untuk menurunkan emisi global karbon dioksida pada 2025 dan memotongnya menjadi setengah pada 2030.

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang merupakan penyebab utama perubahan iklim yang disebabkan manusia.

"Kebijakan pemotongan karbon dioksida ini harus dilakukan secara global dan melibatkan semua industri jika perubahan suhu ingin tetap pada atau di bawah ambang batas yang berbahaya, yaitu 2,7 derajat Fahrenheit (1,5 derajat Celsius) di atas suhu pra-industri," kata IPCC.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa melebihi ambang batas 1,5 derajat Celsius ini sangat meningkatkan risiko terjadinya titik-titik kritis yang dapat melepaskan perubahan iklim yang tidak dapat dibalik.

Seperti runtuhnya sebagian besar lapisan es Greenland dan Antartika Barat, gelombang panas ekstrem, kekeringan parah, tekanan air, dan cuaca ekstrem di seluruh dunia.

Dunia perlu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 45 persen dalam satu dekade untuk memenuhi tujuan paling ambisius dari perjanjian perubahan iklim Paris. (DPA/Federico Gambarini)

Laporan sintesis ini menawarkan pandangan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan apa yang dapat dilakukan manusia untuk menghentikannya.

Mereka mengatakan bahwa bahkan jika semua kebijakan pemotongan karbon yang sebelumnya dijanjikan oleh pemerintah telah sepenuhnya diimplementasikan pada 2020, dunia masih akan menghangat sebesar 5,8 F (3,2 C) pada tahun 2100.

Untuk mencegah lonjakan suhu yang ekstrem, diperlukan pemotongan emisi karbon global yang signifikan dan investasi modal untuk mendorong transisi ke solusi energi hijau.

"Bom waktu iklim sedang berdetak. Tapi laporan IPCC hari ini adalah panduan cara untuk menjinakkan bom waktu iklim. Ini adalah panduan kelangsungan hidup umat manusia," kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam sebuah berita konferensi baru-baru ini.

"Seperti yang ditunjukkan, batas 1,5 derajat dapat dicapai. Tapi itu akan membutuhkan lompatan kuantum dalam aksi iklim. Singkatnya, dunia kita membutuhkan aksi iklim di semua lini, semuanya, di mana saja, sekaligus."

Bagian pertama laporan membahas tentang bukti perubahan iklim; bagian kedua merinci dampak perubahan iklim pada masyarakat manusia, dengan menemukan bahwa setengah dari populasi planet ini sangat rentan terhadap krisis iklim.

Kemudian bagian ketiga menilai strategi mitigasi yang tersedia sambil menekankan bahwa hambatan untuk bertindak adalah politik, bukan teknologi.

Sama seperti dengan bagian-bagian sebelumnya, ringkasan laporan adalah produk dari negosiasi intensif di antara ratusan ilmuwan iklim dan perwakilan pemerintah dari hampir 200 negara, yang memeriksa ringkasan tersebut untuk para politisi baris per baris sebelum dirilis.

Dokumen tersebut awalnya dijadwalkan untuk diterbitkan pada bulan Oktober 2022, tetapi ditunda selama lebih dari lima bulan. IPCC kemudian memajukan batas waktu penerbitan menjadi pada 17 Maret 2023.

Tetapi tawar-menawar pada bagian kunci teks oleh pejabat dari Amerika Serikat, Tiongkok, Brasil, Arab Saudi, dan Uni Eropa menjadikan tahap akhir sesi menjadi maraton akhir pekan selama 40 jam untuk menyelesaikan laporan. 

Baca Juga: Apakah Ada yang Menikmati Keuntungan Akibat Perubahan Iklim?

Baca Juga: Paus Biru dapat Membantu Mengatasi Perubahan Iklim, Bagaimana Caranya?

Baca Juga: Sistem Kebijakan Pajak Karbon Kurang Efektif Melawan Perubahan Iklim

Baca Juga: 'Kita Mulai Sekarang' Lawan Perubahan Iklim di Dunia Pariwisata 

Laporan IPCC biasanya membutuhkan enam hingga tujuh tahun untuk diselesaikan, sehingga laporan ini kemungkinan merupakan peringatan terakhir badan PBB sebelum tahun 2030.

"Pilihan yang kita buat sekarang akan memiliki konsekuensi dalam beberapa dekade ke depan dan potensial untuk ribuan tahun," kata Mark Howden, wakil ketua kelompok kerja II IPCC dan editor tinjauan untuk Laporan Sintesis IPCC, dalam konferensi pers.

"Ada banyak pilihan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang membawa manfaat bersama yang substansial, termasuk pengurangan emisi."

"Namun, pelaksanaan adaptasi ini tidak sejalan dengan perubahan yang kita amati. Laporan ini memberi tahu kita bagaimana kita bisa melakukan lebih baik."