Ada Vitamin B3 dalam Asteroid Ryugu, Apa Kaitannya dengan Bumi?

By Ricky Jenihansen, Senin, 27 Maret 2023 | 15:00 WIB
Imuwan menemukan adanya Vitamin B3 pada sampel yang dibawa dari asteroid Ryugu ke Bumi. (Jaxa)

Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan internasional melaporkan telah mendeteksi asam nikotinat yang juga dikenal sebagai vitamin B3 atau niasin dalam sampel asteroid Ryugu. Mereka juga menemukan urasil, salah satu dari empat nukleobasa dalam asam ribonukleat dalam ekstrak air asteroid itu.

Hasil temuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications dengan judul "Uracil in the carbonaceous asteroid (162173) Ryugu."

Temuan ini sangat menunjukkan kemunginan bahwa molekul prebiotik seperti itu umumnya terbentuk di asteroid berkarbon termasuk Ryugu dan dikirim ke Bumi purba.

Seperti diketahui, Ryugu ditemukan pada Mei 1999 oleh para astronom dengan Lincoln Near-Earth Asteroid Research.

Juga dikenal sebagai 1999 JU3, asteroid ini berdiameter sekitar 900 m (0,56 mil) dan mengorbit Matahari pada jarak 0,96-1,41 unit astronomi sekali setiap 474 hari.

Hayabusa-2 JAXA, misi pengembalian sampel ke Ryugu, diluncurkan pada 3 Desember 2014 dan tiba di asteroid pada 27 Juni 2018.

Di sana, pesawat ruang angkasa mengerahkan penjelajah dan pendarat ke permukaan Ryugu, dan mengumpulkan sampel dari dekat permukaan.

Pada 6 Desember 2020, total 5,4 gram sampel murni dikembalikan ke Bumi dalam wadah sampel yang tertutup rapat di dalam kapsul re-entry.

Temuan materi organik dalam sampel dari Asteroid Ryugu benar-benar mengejutkan ilmuwan. (Jaxa)

“Para ilmuwan sebelumnya telah menemukan nukleobasa dan vitamin dalam meteorit kaya karbon tertentu, tetapi selalu ada pertanyaan tentang kontaminasi oleh paparan lingkungan Bumi,” kata Yasuhiro Oba dari Hokkaido University.

“Karena Hayabusa-2 mengumpulkan dua sampel langsung dari asteroid Ryugu dan mengirimkannya ke Bumi dalam kapsul tertutup, kontaminasi dapat disingkirkan.”

Dalam penelitian baru, Oba dan rekannya mencari nukleobasa dan kelas lain dari molekul nitrogen dalam sampel Ryugu.

Mereka mengekstraksi molekul-molekul ini dengan merendam partikel asteroid dalam air panas, diikuti dengan analisis menggunakan kromatografi cair yang dipadukan dengan spektrometri massa beresolusi tinggi.

Analisis mengungkapkan adanya urasil dan asam nikotinat, serta senyawa organik yang mengandung nitrogen lainnya.

“Kami menemukan urasil dalam sampel dalam jumlah kecil, di kisaran 6-32 bagian per miliar (ppb), sedangkan vitamin B3 lebih banyak, di kisaran 49-99 ppb,” kata Oba.

Asteroid Ryugu - Gambar diambil pada jarak 20 kilometer pada 26 Juni 2018, diameter 870 meter. (Hayabusa2/JAXA.)

"Molekul biologis lain juga ditemukan dalam sampel, termasuk pilihan asam amino, amina, dan asam karboksilat, yang masing-masing ditemukan dalam protein dan metabolisme."

Senyawa yang baru terdeteksi serupa tetapi tidak identik dengan yang sebelumnya ditemukan di meteorit kaya karbon.

Baca Juga: Asteroid Pembunuh Dinosaurus Bukan yang Terbesar Pernah Menabrak Bumi

Baca Juga: Bahan Kimia Volatil di Bumi Berasal dari Asteroid Luar Tata Surya

Baca Juga: Temuan Asteroid dari Setitik Debu Antariksa Bisa Selamatkan Planet Ini

Baca Juga: Butiran Asteroid Kuno Memberi Wawasan tentang Evolusi Tata Surya Kita

“Perbedaan konsentrasi dalam dua sampel, yang dikumpulkan dari lokasi berbeda di Ryugu, kemungkinan disebabkan oleh paparan lingkungan luar angkasa yang ekstrem,” kata para ilmuwan.

“Senyawa yang mengandung nitrogen, setidaknya sebagian, terbentuk dari molekul yang lebih sederhana seperti amonia, formaldehida, dan hidrogen sianida.”

Meskipun ini tidak terdeteksi dalam sampel Ryugu, mereka diketahui hadir dalam es komet dan Ryugu bisa jadi berasal dari komet atau benda induk lain yang hadir di lingkungan bersuhu rendah.

“Penemuan urasil dalam sampel dari Ryugu memperkuat teori terkini mengenai sumber nukleobase di Bumi purba,” kata Oba.

“Misi OSIRIS-REx NASA akan mengembalikan sampel dari asteroid tahun ini, dan studi perbandingan komposisi asteroid ini akan memberikan data lebih lanjut untuk membangun teori-teori ini.”