Mengulik Pentingnya Ritual Berkabung di Zaman Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 25 Maret 2023 | 16:00 WIB
Di Kekaisaran Tiongkok, ritual berkabung sangat penting dan memengaruhi segala aspek kehidupan. (William Alexander)

Nationalgeographic.co.id - Setiap kebudayaan memiliki tradisi dan ritual berkabung. Di Kekaisaran Tiongkok, ritual berkabung sangat penting dan diatur oleh kekaisaran. Gagal menjalani ritual berarti hukuman menanti. Bahkan, ritual dan tradisi berkabung bisa memengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk karier dan politik.

Hari ketujuh sejak kematian seseorang

Hari ketujuh (touqi) sejak kematian seseorang adalah saat roh mereka berada di dunia orang hidup untuk terakhir kalinya. Tradisi itu masih dilakukan hingga kini, seperti ketika Tiongkok mendeklarasikan hari berkabung nasional setelah gempa Sichuan tahun 2008.

Banyak keluarga saat ini masih mengikuti praktik berkabung touqi. Anggota keluarga menyiapkan altar dengan dupa, lilin, dan persembahan lainnya. Keluarga almarhum juga membakar uang kertas pada hari ketujuh setelah kematian orang yang dicintai.

Di malam hari, makanan disiapkan untuk menyambut arwah almarhum pulang ke rumah. Akan tetapi keluarga harus menghindari bangun di malam hari. “Pasalnya, jika roh melihat mereka dan menjadi terikat pada kehidupan dunia ini, mereka bereinkarnasi,” tulis Liu Jue di laman The World of Chinese.

Ritual berkabung sangat penting di Kekaisaran Tiongkok

Ritual berkabung sangat penting dalam masyarakat Tiongkok kuno. Pengadilan kekaisaran akan mengumumkan masa berkabung nasional (guosang) ketika seorang penguasa atau anggota penting keluarga kerajaan meninggal dunia.

Selama periode Musim Semi dan Musim Gugur (770–476 Sebelum Masehi), mengobarkan perang melawan kekaisaran selama masa berkabung nasional dianggap tidak bermoral. The Commentary of Zuo mencatat beberapa kasus penarikan pasukan ketika guosang diumumkan di tengah perang.

Aturan selama masa berkabung

Berkabung, disebut jusang atau shousang, juga dianggap sebagai ritus penting untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat Konfusianisme. Lamanya masa berkabung, makanan, perilaku yang pantas, kondisi hidup, dan pakaian adalah aspek penting dari ritual berkabung. Itu semua diatur dalam Kitab Etiket dan Upacara dan Kitab Ritus, sebuah teks Konfusius klasik tentang kesopanan dan perilaku di Dinasti Zhou.

Menurut teks-teks ini, masa berkabung bisa berlangsung dari 3 bulan hingga 3 tahun. Lamanya tergantung kedekatan hubungan dan senioritas almarhum dengan keluarga yang ditinggalkan. Selama ini, makan daging, minum alkohol, mengadakan pernikahan, dan menikmati segala jenis hiburan dilarang.

Lamanya masa berkabung, makanan, perilaku yang pantas, kondisi hidup, dan pakaian adalah aspek penting dari ritual berkabung. (Three huntings)