Mengulik Pentingnya Ritual Berkabung di Zaman Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 25 Maret 2023 | 16:00 WIB
Di Kekaisaran Tiongkok, ritual berkabung sangat penting dan memengaruhi segala aspek kehidupan. (William Alexander)

Pakaian berkabung dibagi menjadi lima kelas. Pakaian yang dikenakan oleh mereka yang dianggap paling dekat dengan almarhum adalah yang paling kasar. Pakaian itu terbuat dari rami kasar yang dipotong dengan pisau. “Ini melambangkan tingkat kesedihan yang paling dalam,” tambah Jue lagi.

Di luar itu, semua pakaian terbuat dari linen yang tingkat kehalusannya berbeda-beda, tergantung pada hubungannya dengan almarhum.

The Analects mencatat murid bernama Zaiwo pernah menantang Konfusius tentang periode tiga tahun yang diperlukan untuk berkabung bagi orang tua. Dia berargumen bahwa ini adalah waktu yang terlalu lama untuk tidak mengadakan upacara atau bermain musik. Pasalnya, ritus dan musik sangat penting bagi kepercayaan Konfusianisme.

Konfusius menjelaskan karena anak menghabiskan tiga tahun pertamanya di pelukan orang tua, adalah adil untuk membalasnya dengan masa berkabung yang sama panjangnya.

Setelah Konfusius meninggal, murid-muridnya memperlakukannya sebagai seorang ayah dan berkabung untuknya selama tiga tahun. Meskipun mereka melakukannya tanpa kostum berkabung, yang diperuntukkan bagi kerabat darah.

Ritual berkabung siswa terhadap gurunya ini disebut xinsang (kesedihan hati). Salah satu murid Konfusius yang paling setia, Zigong, bahkan membangun dan tinggal di gubuk kecil. Di sana ia menjaga makam gurunya selama 6 tahun.

Ritual berkabung kekaisaran dan keluarga

Selama Dinasti Qin dan awal Dinasti Han, berkabung nasional merupakan peristiwa besar. Saat kaisar meninggal, seluruh negeri harus berpakaian berkabung selama 3 tahun. Selama itu pula rakyat hidup tanpa daging, anggur, pernikahan, atau hiburan. Semuanya ditegakkan oleh hukum.

Namun kaisar Han ketiga, Kaisar Wen, memutuskan bahwa ini adalah beban yang terlalu serius bagi rakyat. Maka ia mempersingkat waktunya menjadi 36 hari. Juga hanya bangsawan dan pejabat yang boleh melakukan sebagian besar kegiatan yang dilarang. Pada Dinasti Tang, masa berkabung nasional dipersingkat menjadi 27 hari.

Tetap saja, ritual berkabung keluarga tidak kalah pentingnya. Di dinasti Tang, menyembunyikan kematian orang tua atau suami dan tidak melakukan ritual berkabung dapat dihukum setahun kerja paksa.

Akan tetapi aturan yang paling absurd adalah bahwa wanita tidak boleh hamil dalam 27 bulan. Ini mengisyaratkan bahwa pasangan tidak boleh berhubungan seks selama masa berkabung. Kegagalan untuk mematuhi juga dapat dihukum satu tahun kerja paksa.

Pada Dinasti Ming, orang awam biasa mengadakan ritual keagamaan selama pemakaman dan masa berkabung. Di masa itu, Buddhisme, Taoisme, dan kepercayaan rakyat tentang reinkarnasi berkembang.