Cao Cao, Tokoh Paling Misterius dari Periode Tiga Kerajaan Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Jumat, 24 Maret 2023 | 14:00 WIB
Nama Cao Cao tak asing bagi penggemar Kisah Tiga Kerajaan. Sebagai diktator militer, ia dianggap sebagai jenderal terampil sekaligus penjahat cerdas era Kekaisaran Tiongkok. (Summer Palace Beijing)

Nationalgeographic.co.id—Nama Cao Cao tidak asing bagi para penggemar Kisah Tiga Kerajaan (Romance of Three Kingdoms). Sebagai diktator militer di Kekaisaran Tiongkok pada akhir Dinasti Han, ia adalah salah satu tokoh yang paling misterius dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok. Ia berupaya untuk menyatukan Kekaisaran Tiongkok. Meski akhirnya gagal, Cao Cao berhasil membawa sejumlah perubahan besar bagi Tiongkok kuno.

Kehidupan awal

Kehidupan awal dan detail biografi Cao Cao tidak jelas dan sering diperdebatkan oleh para sejarawan. Fakta tentang kehidupannya sulit dipisahkan dari legenda atau mitos.

Cao Cao lahir pada tahun 155 Masehi, putra Nyonya Ding dan Cao Song. “Ia juga merupakan putra angkat Cao Teng, seorang kasim berpengaruh dan berkuasa di istana Han,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia.

Cao Cao memiliki banyak anak sendiri, yang paling terkenal adalah putranya Cao Pi dan Cao Zhi.

Pemberontakan Serban Kuning

Catatan peran pertama Cao Cao adalah sebagai komandan di Luoyang selama tahun 170-an Masehi. Sejak awal Cao Cao membangun reputasi sebagai orang yang patuh hukum dan tidak takut menantang orang kaya dan berkuasa.

Dia semakin terkenal setelah menghentikan pemberontakan Serban Kuning pada paruh kedua abad ke-2 Masehi. Pemberontakan itu secara brutal dipadamkan oleh pasukan yang dikirim oleh Cao Cao. Pemimpinnya, Zhang Jue dibunuh atau dieksekusi.

Gerakan tersebut bergemuruh di bawah kepemimpinan baru di provinsi Sichuan timur tetapi akhirnya dipadamkan pada tahun 215 Masehi. “Lagi-lagi oleh pasukan yang dikirim Cao Cao,” tambah Cartwright.

Pemberontakan Serban Kuning mengancam tahun-tahun terakhir pemerintahan Kekaisaran Tiongkok Han. Dinasti Han makin dilemahkan oleh pemberontakan. Dan dalam kekacauan berikutnya, kekaisaran terbagi di antara para jenderal besar menjadi tiga kerajaan. Ini adalah Periode Tiga Kerajaan.

Cao menduduki bagian utara yang strategis di sekitar ibu kota kaisar di Luoyang. Dia membawa kaisar Dinasti Han bersamanya dan memindahkan ibu kota ke Xuxian. Dengan kaisar di bawah kendalinya, dia mengambil alih komando jenderal lain. “Secara bertahap mengambil semua hak prerogatif kekaisaran,” tulis Kenneth Pletcher di laman Britannica. Wilayah kekuasaannya dikenal sebagai kerajaan Wei.

Kebijakan Cao Cao