Cao Cao, Tokoh Paling Misterius dari Periode Tiga Kerajaan Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Jumat, 24 Maret 2023 | 14:00 WIB
Nama Cao Cao tak asing bagi penggemar Kisah Tiga Kerajaan. Sebagai diktator militer, ia dianggap sebagai jenderal terampil sekaligus penjahat cerdas era Kekaisaran Tiongkok. (Summer Palace Beijing)

Untuk mengonsolidasikan wilayah yang dia kuasai, Cao Cao memulai serangkaian reformasi administrasi. Reformasi itu dirancang untuk memperkuat sentralisasi pemerintah dan memperluas jangkauan pemerintah. Salah satu fitur reformasi adalah mengekang pengeluaran kerajaan yang berlebihan. Untuk alasan ini, ada undang-undang yang disahkan yang, misalnya, melarang penggunaan jubah penguburan batu giok yang mahal.

Langkah-langkah lain termasuk pengenalan sistem peringkat sembilan tingkat untuk pejabat pengadilan. Kebijakan lain dari Cao Cao dirancang untuk memecah kesetiaan tradisional daerah dan mengisi pundi-pundi kerajaan. Ini termasuk mengizinkan pemukiman kembali para petani yang kehilangan tempat tinggal ke tanah terlantar.

Baca Juga: Sejahat-jahatnya Cao Cao Tetap Saja Ada Kebijakan Politik yang Cermat

Baca Juga: Wu Si, dari Budak Jadi Permaisuri Kekaisaran Tiongkok yang Berpengaruh

Baca Juga: Demi Tebus Kesalahan, Kaisar Tiongkok Zhentong Naik Takhta Dua Kali

Baca Juga: ​Fang Xiaoru, Kesetiaan Menteri Kaisar Tiongkok yang Dibalas Mutilasi 

Para petani dan pemberontak yang dikalahkan juga dimukimkan kembali menjadi penyewa yang membayar. Dengan demikian, ini menjadi sumber pendapatan yang berguna bagi kerajaan tanpa perantara pemungut pajak lokal.

Berbagai “rupa” Cao Cao

Cao Cao meninggal pada 220 Masehi. Kehidupan Cao Cao juga menjadi subjek novel terkenal dari Kekaisaran Tiongkok Dinasti Ming (1368-1644 M), Kisah Tiga Kerajaan (Sanguo yanyi atau Romance of Three Kingdoms), di mana dia berperan sebagai tokoh antagonis. Sejak itu Cao Cao menjadi salah satu tokoh legenda dan cerita rakyat Tiongkok yang paling populer. Bahkan ia dipercaya memiliki berbagai kekuatan sihir jahat.

Pasukan besar Cao dan manuvernya yang terampil terkenal dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok. Oleh sejarawan Konfusianis, Cao Cao digambarkan sebagai tipikal penjahat yang cerdas, berani, dan tidak bermoral.

“Sejarawan modern cenderung memandang Cao Cao sebagai jenderal yang terampil dan politikus pragmatis,” kata Pletcher lagi.

Setelah kematian Cao, penguasa Han terakhir, Xiandi, menyerahkan takhta kepada putra Cao, Cao Pi, yang memproklamirkan Dinasti Wei.