Nationalgeographic.co.id—Al-Zahrawi lahir pada tahun 936 M di El-Zahra, dekat Kordoba, Andalusia, Spanyol selatan. Tahun-tahun ini merupakan periode paling makmur dari Kekhalifahan Umayyah Kordoba, yang menguasai wilayah tersebut. Al-Zahrawi dikenal dengan karya-karyanya yang fenomenal sebagai ilmuwan muslim di bidang kedokteran hingga dirinya dijuluki sebagai Bapak Bedah Modern.
Sayangnya, sedikit yang diketahui tentang kehidupan Al-Zahrawi. Dikatakan bahwa Al-Zahrawi menerima perlindungan kerajaan dan diakui sebagai seorang jenius medis.
Jadi, selama lebih dari 50 tahun, ia menjabat sebagai dokter istana khalifah kedua Kordoba, Al-Hakam II, dan al-Mansur, penguasa de facto Muslim Spanyol setelah kematian Al-Hakam.
Meski demikian, Al-Zahrawi bersikeras untuk menemui pasien tanpa memandang status keuangannya. Ini memungkinkan Al-Zahrawi untuk melihat berbagai macam pasien setiap hari, dan mencatat perawatannya terhadap mereka.
Dengan melakukan itu, tabib pengadilan meninggalkan sebuah risalah medis yang berharga yang dikenal sebagai Al-Tasrif li man ajaz an-il-talif ('Bantuan bagi Mereka yang Tidak Mampu Membaca Buku Besar'), atau hanya sebagai Al- Tasrif.
Periode dari abad ke-8 hingga abad ke-13 M biasa disebut sebagai Zaman Keemasan Islam. Pada era ini, dunia Islam melahirkan banyak sarjana yang berkontribusi besar dalam berbagai cabang pengetahuan manusia, termasuk filsafat, matematika, dan astronomi.
Intelektual Islam pada masa ini memberikan banyak kontribusi penting bagi sejarah kedokteran, termasuk 'Ali ibn al-'Abbas al-Majusi (Latin sebagai Haly Abbas), Muhammad ibn Zakariyā Rāzī (Latin sebagai Rhazes atau Rasis), dan Abū al-Qāsim Khalaf ibn al-'Abbās az-Zahrāwī (dikenal sebagai Al-Zahrawi, dan dilatinkan sebagai Abulcasis).
Al-Tasrif: Sebuah Ensiklopedia Kedokteran
Al-Tasrif dapat dianggap sebagai karya yang sangat penting dalam sejarah kedokteran, karena menjadi referensi standar dalam kedokteran Islam dan Eropa selama lebih dari setengah abad.
Ensiklopedia kedokteran ini selesai sekitar tahun 1000 M, dan terbagi menjadi 30 jilid. Setiap volume membahas aspek kedokteran yang berbeda, dan deskripsi lebih dari 300 penyakit serta perawatannya dapat ditemukan di dalamnya.
Selain itu, aspek kedokteran lainnya dibahas dalam Al-Tasrif. Misalnya, di salah satu jilid awal, Al-Zahrawi menulis tentang cara mendiagnosa penyakit dan mengatakan bahwa seorang dokter yang baik harus selalu mengandalkan pengamatannya sendiri terhadap pasien dan gejalanya, bukan hanya menerima apa yang dikatakan. oleh pasien.
Al-Zahrawi juga menulis tentang hubungan antara kesehatan dan makanan. Bagian dari A l-Tasrif didedikasikan untuk membahas makanan apa yang harus dihindari, pemeliharaan pola makan yang sehat, dan penggunaan makanan sebagai bagian dari rencana perawatan.
Al-Tasrif: Dedikasi untuk Bedah Modern
Bagian dari Al-Tasrif yang dianggap paling berpengaruh oleh banyak orang adalah jilid ke-30. Volume ini didedikasikan untuk pembedahan, dan karena bagian karyanya inilah Al-Zahrawi dijuluki sebagai 'Bapak Bedah Modern.'
Antara lain, volume ini berisi penjelasan rinci untuk prosedur operasi tertentu, tentang 200 deskripsi dan ilustrasi instrumen bedah (gambar-gambar ini dikatakan sebagai yang paling awal dari jenisnya dalam sejarah), serta sejumlah inovasi yang banyak digunakan di ruang operasi.
Baca Juga: Suku Gokturk Dianggap Peletak Fondasi Kekaisaran Muslim Ottoman
Baca Juga: Diskriminasi Muslim di Bulgaria Akibat Traumatik Era Ottoman
Baca Juga: Jejak Mansa Musa: Muslim Kaya Mendirikan Masjid Lumpur yang Megah
Baca Juga: Gading Walrus Dalam Dunia Islam, Rusia, dan Ukraina Abad Pertengahan
Misalnya, Al-Zahrawi dikatakan sebagai ahli bedah pertama yang menggunakan usus kucing sebagai benang untuk jahitan bagian dalam. Bahan ini terbuat dari lapisan usus hewan, dan untuk waktu yang lama merupakan satu-satunya bahan yang bisa digunakan untuk menjahit dan masih diserap oleh tubuh manusia.
Penggunaan usus kucing untuk tujuan ini berarti tidak perlu operasi kedua untuk menghilangkan jahitan internal. Inovasi lain yang dikatakan pertama kali digunakan oleh Al-Zahrawi, dan kemudian menjadi praktik standar di bidang pembedahan, adalah penggunaan tinta untuk menandai sayatan pada pasien sebelum operasi.
Singkat kata, Al-Zahrawi telah banyak memberikan kontribusi penting dalam bidang kedokteran, khususnya dalam cabang ilmu bedah. Beberapa inovasi yang dipelopori oleh Al-Zahrawi masih digunakan sampai sekarang, atau digunakan dalam waktu yang sangat lama. Ini adalah bukti warisan abadi Al-Zahrawi, meskipun banyak dari kita mungkin tidak menyadarinya.