Misteri Jabir ibn Hayyan, Ilmuwan Muslim Bapak Ilmu Kimia Modern

By Ricky Jenihansen, Senin, 27 Maret 2023 | 09:00 WIB
Jabir ibn Hayyan, Bapak Ilmu Kimia Modern. (Art Majeur)

Nationalgeographic.co.id—Nama lengkapnya adalah Abu Musa Jabir ibn Hayyan (juga dikenal sebagai Geber) adalah seorang ilmuwan Muslim terkemuka dari abad ke-8 dan ke-9. Dia lahir di Kufa, Irak, pada sekitar tahun 721 M dan meninggal sekitar tahun 815 M.

William R. Newman, Profesor Sejarah dan Filsafat Sains, Indiana University, menulis untuk Britanicca, menjelaskan, Jabir ibn Hayyan dikenal karena karya-karyanya dalam bidang kimia dan alkimia.

Dia dianggap sebagai bapak kimia modern dan dikenal sebagai penemu teknik destilasi untuk menyuling Alkohol (dari bahasa Arab) yang kemudian diserap ke bahasa Inggris dengan istilah yang sama. Dia juga menemukan metode kristalisasi dan teknik memurnikan asam sulfat dan asam nitrat, yang merupakan bahan kimia penting dalam industri.

Karya Jabir berisi klasifikasi sistematis zat kimia tertua yang diketahui, dan instruksi tertua yang diketahui untuk menurunkan senyawa anorganik ( seperti Amonium klorida) dari zat organik (seperti tanaman, darah, dan rambut) dengan cara kimia.

Jabir ibn Hayyan juga dikenal karena karyanya dalam mengembangkan konsep kimia dan teori-teori yang terkait dengan kimia. Dia mengembangkan teori tentang elemen dan senyawa, dan mengajukan konsep tentang reaksi kimia, termasuk oksidasi dan reduksi.

Jabir ibn Hayyan dikenal karena menemukan teknik destilasi untuk menyuling alkohol. (Chemical Heritage Foundation)

Selain itu, Jabir ibn Hayyan juga menulis banyak buku tentang kimia dan alkimia. Karya-karyanya yang terkenal antara lain "Kitab al-Kimya" (The Book of Chemistry) dan "Kitab al-Sab'een" (The Book of Seventy).Karya-karyanya kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin selama Abad Pertengahan, dan memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu kimia di Eropa.

Tapi, hanya sebagian kecil dari karya Jabirian yang masuk ke Barat abad pertengahan. "Tujuh Puluh Buku Jābir diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai Liber de septuaginta oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12," tulis Newman.

Namun demikian, melansir lama Muslim Heritage, pada awal abad ke-10, identitas dan kumpulan persis karya-karya Jabir diperdebatkan di kalangan Islam. Itu karena ada begitu banyak buku karya Jabir, tapi konsep dan gaya penulisannya yang berbeda-beda, seperti ditulis oleh orang yang berbeda.

Abu Musa Jabir ibn Hayyan, ilustrasi dari manuskrip abad ke-8; di Biblioteca Medicea Laurenziana, Florence. (Jupiter Images)

Seperti yang ditunjukkan oleh sejarawan Paul Kraus pada tahun 1940-an, ada hampir 3.000 karya yang ditulis dengan nama Jabir ibn Hayyan, dan itu dianggap luar biasa banyak dan sepertinya tidak mungkin ditulis oleh satu orang. "Itu semua mengandung terlalu banyak perbedaan, baik dalam gaya maupun isi."

Tapi, kepengarangan semua karya ini oleh satu tokoh, dilekatkan dengan nama Jabir ibn Hayyan, sejarah juga mencatatnya demikian. Tapi keberadaan historinya diragukan, termasuk oleh para ilmuwan modern.