Kaisar Wen dari Sui, Perampas Kejam nan Berjasa di Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Selasa, 28 Maret 2023 | 14:00 WIB
Kaisar Wen dari Sui (541 –604), memiliki nama lain, yakni Narayana. Dia merupakan pendiri kaisar dari dinasti Sui Cina. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Pendiri Dinasti Sui, Kaisar Wen (Yang Jian), mengakhiri kekacauan yang telah berlangsung selama beradab-abad di Tiongkok. Ia mempersatukan Kekaisaran Tiongkok dan membawa kemakmuran bagi rakyatnya. Dalam sejarah Tiongkok, Kaisar Wen dikenang sebagai kaisar Tiongkok yang menciptakan fondasi politik baru.

Perjuangan politik Yang Jian

Yang Jian menikah dengan Dugu Jialuo. Saat itu, ayah istrinya gagal dalam perjuangan politik dan terpaksa bunuh diri. Karena itu, dia dan Dugu bersama-sama mengalami banyak krisis hidup dan mati.

Untungnya, ayah Yang Jian terus menang dalam perang dan saudara laki-lakinya menikahi gadis bangsawan lain dari klan yang kuat.

Kekuatan yang meningkat melindungi Yang Jian dan Dugu dalam beberapa tahun ke depan. "Mereka bahkan menikahkan putri pertama Yang, Lihua, dengan putra mahkota Dinasti Zhou saat itu," tulis Arthur F. Wright di Britannica.

Belakangan, putra mahkota naik tahta, dan putri Yang menjadi permaisuri. Lambat laun, Yang Jian memperoleh lebih banyak kekuatan dan dukungan. Semua itu berkat bakatnya yang luar biasa di bidang militer dan pemerintahan.

Namun, kaisar baru, menantu Yang Jian, tidak pernah mempercayainya dan merasa terancam oleh kecerdasan dan reputasinya. Jadi kaisar ini mengirimkan Yang Jian ke kota terpencil setelah mencoba tetapi gagal membunuhnya.

Tetapi kaisar ini meninggal dalam usia sangat muda dan putranya yang berusia 6 tahun naik takhta.

Putri Yang Jian, Lihua, dihormati sebagai ibu suri karenanya, Yang Jian dicalonkan sebagai wakil penguasa untuk memerintah kekaisaran.

Dengan cara yang kejam, Kaisar Wen dari Dinasti Sui merebut takhta. Namun sebagai pemimpin, Wen membawa kemakmuran bagi rakyat di Kekaisaran Tiongkok. (Bridgeman Images)

Jenderal luar biasa sekaligus “perampas” yang kejam

Namun, dalam beberapa bulan berikutnya, banyak penguasa yang kuat menyerang Yang Jian. Mereka semua tidak setuju ia menjadi wakil penguasa yang memegang kekuasaan tertinggi.