Penakut dan Enggan Bertakhta, Kaisar Tiongkok Qingzong Membawa Petaka

By Sysilia Tanhati, Jumat, 31 Maret 2023 | 15:00 WIB
Kaisar Tiongkok Qinzong tidak suka perang dan berharap rakyatnya bisa hidup damai. Namun justru ia menukar kedamaian dengan belas kasihan musuh yang licik. Alhasil, Qingzong membawa petaka bagi Dinasti Song. (Public Domain)

Tidak semua pangeran di Kekaisaran Tiongkok mendambakan takhta Putra Surgawi. Salah satu contohnya adalah Kaisar Qinzong (Zhao Huan) dari Dinasti Song. Salah satu Kaisar Tiongkok yang tidak cakap, kepengecutannya justru membawa Dinasto Song ke jurang kehancuran.

Putra mahkota yang enggan naik takhta

Zhao Huan adalah putra pertama Zhao Ji, Kaisar Huizong dari Dinasti Song Kekaisaran Tiongkok. Oleh karena itu, Zhao Huan dinominasikan sebagai putra mahkota saat berusia 15 tahun.

Sekitar sepuluh tahun kemudian, Dinasti Jurchen Jin di utara menyerbu Dinasti Song dan terus berbaris menuju ibu kota. Mendengar akan hal itu, Kaisar Zhao Ji ketakutan dan turun takhta. Maka putranya yang harus mengisi kekosongan itu.

Namun Zhao Huan tidak ingin naik takhta selama krisis seperti itu, tetapi ayahnya terus memaksa. Zhao Huan dengan enggan naik takhta dan ia menjadi Kaisar Qinzong ayahnya dengan cepat melarikan diri ke kota lain.

Tindakan pertamanya begitu menjadi kaisar adalah menghapus perdana menteri artistik ayahnya yang tidak mampu. Ia pun menominasikan beberapa yang berbakat untuk membantunya.

Mendapat dukungan dari marsekal yang luar biasa

Untungnya, Kaisar Qinzong mendapat dukungan dari pejabat dan marsekal hebat. Salah satunya adalah Li Gang.

Awalnya, Qinzong ingin memindahkan ibu kota ke tempat yang aman. Namun Li Gang mencoba membujuknya untuk tetap tinggal dan melawan Jurchen Jin.

Bahkan karena takut, Qinzong mencoba melarikan diri secara diam-diam tetapi ketahuan oleh Li Gang.

Li Gang bersikeras bahwa menyerahkan ibu kota yang makmur, yang dibangun oleh nenek moyang Song, justru menunjukkan kelemahan. Hal itu justru bisa membuat Jurchen Jin makin bersemangat.

Selain itu, sebagian besar prajurit kekaisaran memiliki keinginan kuat untuk berperang. Pasalnya, ibu kota adalah kota tempat tinggal keluarga mereka. Tidak ada yang mau meninggalkan rumah mereka tanpa harga diri.