Penakut dan Enggan Bertakhta, Kaisar Tiongkok Qingzong Membawa Petaka

By Sysilia Tanhati, Jumat, 31 Maret 2023 | 15:00 WIB
Kaisar Tiongkok Qinzong tidak suka perang dan berharap rakyatnya bisa hidup damai. Namun justru ia menukar kedamaian dengan belas kasihan musuh yang licik. Alhasil, Qingzong membawa petaka bagi Dinasti Song. (Public Domain)

Permaisuri bunuh diri karena tidak tahan dengan penghinaan; banyak pejabat yang setia dan terhormat akhirnya bunuh diri juga. Tidak terhitung berapa banyak yang meninggal saat ditawan oleh Jurchen Jin. Sedangkan Qinzong sendiri meninggal di usia 50-an karena sakit di tahanan.

Setiap Kaisar Tiongkok selalu berharap jika rakyat bisa hidup di tengah kedamaian. Namun dalam kasus Kaisar Qinzong, ia terlalu mudah menyerah. Qinzong rela memberikan segalanya, termasuk mengorbankan rakyat, agar Jurchen Jin berhenti menyerang. Namun yang dilakukannya justru makin membuat musuh bersemangat setelah mengetahui kelemahan kaisar.

Insiden memalukan dan merusak yang mengakhiri kekaisaran dan merenggut begitu banyak nyawa ini disebabkan oleh perintah mengerikan dua kaisar. Ditambah lagi, keduanya mendapat nasehat dari pejabat yang tidak kompeten.

Baca Juga: Apakah Selir Kaisar Tiongkok Cixi Merupakan Pelopor Gerakan Feminisme?

Baca Juga: Daftar Permaisuri Kaisar Tiongkok yang Bertangan Besi dan Bijak

Baca Juga: Kaisar Tiongkok Yang dan Ambisinya yang Menghancurkan Dinasti Sui

Baca Juga: Lewat Kudeta, Kaisar Tiongkok Taizong Membawa Kemakmuran bagi Rakyat 

Dinasti yang berkembang pesat berakhir pada puncaknya. Kejatuhannya bukan karena kelompok kasim kuat, klan manipulatif, panglima perang yang tidak setia, pasukan pemberontak, bencana alam, atau kemiskinan. Itu hanya karena kelemahan dan kebodohan kelas penguasa.

Periode ini kerap dikritik dalam sejarah Tiongkok. Termasuk Kaisar Qinzong yang penakut dan ayahnya yang artistik. Sebagai kaisar, suami, dan ayah, mereka tidak dapat melindungi rakyat, wanita, dan anak-anak mereka.

Mungkin mereka adalah pemuja perdamaian sejati, tetapi mereka tidak menyadari bahwa perdamaian selalu datang dengan prasyarat.

Orang perlu mencari perdamaian melalui martabat dan keberanian sehingga mereka mampu melindungi keluarga dan kekaisaran. Dalam kasus Kaisar Qinzong dan ayahnya, mereka justru mencari kedamaian dari belas kasihan musuh yang licik.

Alhasil, Kaisar Tiongkok Qinzong yang enggan naik takhta justru menghancurkan Dinasti Song yang makmur itu.