Dampak Kematian Hewan di Jalan Lebih Buruk daripada yang Diperkirakan 

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 8 April 2023 | 11:00 WIB
Kasus roadkill atau kematian hewan akibat ditabrak di jalan. Gambar ini mencontohkan rubah sebagai korban roadkill. (Nigel Mykura)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa dampak matinya hewan akibat ditabrak di jalan (roadkill) lebih buruk dari yang diperkirakan. Beberapa populasi mamalia dapat mencapai 'titik kritis' akibat kasus ini.

Dengan jutaan hewan terbunuh di jalan setiap tahunnya, para ahli konservasi satwa liar di Nottingham Trent University ingin lebih memahami bagaimana populasi mamalia terpengaruh.

Tim peneliti menganalisis data dari studi sebelumnya yang mengeksplorasi kematian mamalia di 69 spesies dan 150 populasi hewan di seluruh dunia selama beberapa tahun.

Mereka menemukan bahwa, selain populasi liar yang melimpah, kendaraan juga bertanggung jawab atas kematian hewan-hewan yang digolongkan sebagai terancam, rentan, dan hampir punah.

Selain mamalia yang lebih kecil seperti landak, tupai, dan berang-berang, hewan berukuran sedang dan besar ternyata juga menjadi korban roadkill. Hewan-hewan lain termasuk monyet kera, beruang hitam, serigala, puma, rusa, babi hutan, wombat, bison, lynx, anteater, dan bahkan singa laut dan kuda nil juga ditemukan mati ditabrak kendaraan.

Roadkill ditemukan sebagai penyebab kematian paling umum di hampir sepertiga (28%) dari semua populasi yang diteliti. Faktor ini menempati posisi di atas penyebab seperti penyakit, perburuan, dan pemangsaan oleh hewan lain.

Selanjutnya, masing-masing 30% dan 32% dari semua populasi, mengalami kematian di jalan sebagai penyebab kematian terbesar kedua dan ketiga.

Studi baru ini menunjukkan bahwa di beberapa populasi hewan, hingga 80% dari semua kematian yang diketahui adalah akibat tabrakan dengan kendaraan.

Meski jumlah mentah hewan yang dibunuh telah dipublikasikan sebelumnya, para peneliti berpendapat bahwa ini hanya memberikan sedikit informasi tentang dampak roadkill pada populasi tertentu.

Mereka mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, tingkat roadkill yang tinggi tidak berdampak negatif pada populasi, khususnya untuk spesies dengan tingkat perkembangbiakan yang cepat atau yang tinggal di kawasan lindung. Namun di tempat lain bahkan tingkat roadkill yang rendah pada tingkat saat ini dapat mengarah ke titik angka kritis.

Spesies yang paling mungkin terbunuh di jalan adalah Tasmanian devil, oposum Virginia, quoll barat, wallaroo, serigala abu-abu, rubah abu-abu, rubah pulau San Clemente, beruang hitam Amerika, anjing liar Afrika, puma, dan tupai rubah.

Studi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari setengah (58%) dari semua kematian tupai rubah dalam populasi yang diteliti disebabkan oleh kendaraan, bersama dengan hampir setengah (46%) dari kematian oposum Virginia.