Konspirasi yang Menewaskan Yu Qian, Pejabat Setia Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Jumat, 14 April 2023 | 10:00 WIB
Yu Qian berhasil menyelamatkan Dinasti Ming dan Kekaisaran Tiongkok dari musuh. Namun akhirnya, ia dihukum mati karena konspirasi politik. (Public Domain)

Puluhan ribu prajurit kelas satu dibantai tanpa pertarungan yang layak, sejumlah besar pejabat brilian dan jenderal luar biasa dikorbankan. Akhirnya, Esen Taiji sendiri yang berhasil menangkap Kaisar Zhentong.

Dengan kaisar sebagai sandera, tentara nomaden terus menang dan berbaris menuju ibu kota Ming, Beijing.

Di Beijing, Dinasti Ming memiliki sangat sedikit tentara, rakyat yang ketakutan dan kaisar yang jadi sandera musuh. Semua orang di Dinasti Ming terkejut, sedih, marah, malu, dan tak berdaya.

Yu Qian menyelamatkan Kekaisaran Tiongkok dan Dinasti Ming

Dalam keadaan itu, banyak pejabat menyarankan agar Dinasti Ming memindahkan ibu kotanya ke Tiongkok Selatan. Tujuannya untuk menghemat sumber daya dan kemudian mencoba melawan.

Mereka takut jika mereka kehilangan kota Beijing, seluruh keluarga kerajaan dan pemerintah akan binasa, begitu pula Dinasti Ming. Pasalnya, saat itu ibu kota hanya memiliki pasukan tua yang lemah. Sedangkan pasukan mudanya tidak memiliki pengalaman. Dengan kondisi itu, rasanya mustahil mereka bisa melindungi ibu kota yang besar dari pasukan nomaden yang kuat.

Tapi Yu Qian bersikeras untuk tetap tinggal di Beijing dan melawan.

Dia bersikeras bahwa Dinasti Ming tidak dapat mengikuti jalan Dinasti Song dan kehilangan separuh wilayah mereka. Menurutnya, siapa pun yang ingin melarikan diri ke selatan harus dihukum mati.

Lebih banyak pejabat mendukung Yu Qian dan mencalonkannya sebagai panglima tentara Beijing. Mereka tidak ingin kehilangan setengah dari wilayah dan martabat mereka seperti yang dilakukan Dinasti Song sebelumnya.

Oleh karena itu, Dinasti Ming menolak membayar lebih banyak uang tebusan atau bernegosiasi dengan musuh nomaden. Sebaliknya, mereka segera mulai mempersiapkan perang yang akan datang.

"Yang terpenting, mereka mendukung adik laki-laki Zhentong, Zhu Qiyu, untuk menjadi kaisar baru," tulis Amy Tikkanen di laman Britannica. Dengan melakukan itu, rezim nomaden tidak bisa mendapatkan keuntungan lagi dari menyandera mantan kaisar.

Pejabat sipil yang menjadi panglima besar