Mengungkap Benda-benda Mitos Paling Kuat dalam Sejarah Dunia

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 1 Mei 2023 | 12:00 WIB
Pedang Excalibur merupakan salah satu benda mitos yang mengagumkan dari cerita rakyat kuno. (Deivison / Adobe Stock)

Nationalgeographic.co.id—Bak sayur tanpa garam, berbicara tentang mitos dan legenda kurang lengkap rasanya bila tak menyebutkan gaman atau benda unik yang maha dahsyat!

Mulai batu Chintamani dalam mitologi Hindu, hingga Tombak Takdir dari cerita rakyat Kristen, benda-benda ini telah berhasil memukau imajinasi orang-orang dari berbagai budaya dan generasi. 

Robbie Mitchell, seorang penulis sejarah dari Inggris, mengajak kita melakukan perjalanan untuk mengungkap kisah benda-benda paling misterius di dunia.

Pedang Raja Arthur

Perjalanan dimulai dengan pedang yang paling bersejarah di dunia, yaitu Excalibur, dari legenda Arthurian. Menurut Mitchell, pedang ini melegenda karena kekuatannya luar biasa dan memiliki hubungan yang melekat dengan Raja Arthur.

Tidak sembarang orang, sebuah kisah menuturkan bahwa hanya raja saja yang berhak mengayunkan pedang ini. Dipercayai, pedang ini akan memberikan kekuatan dan kehebatan yang dahsyat kepada penggenggamnya selama di medan tempur.

Kisah mengenai pedang ini sangatlah bervariasi, bahkan cenderung berbeda dari satu versi ke versi yang lain.

“Versi asal usul pedang ini pertama kali muncul pada 1200 Masehi dalam novel Merlin karya Robert de Boron,” jelas Mitchell.

Dalam karya novel tersebut, disebutkan bahwa Excalibur tertancap pada sebuah batu, “siapa pun yang mencabut pedang itu akan menjadi raja.”

Versi lain mengenai Excalibur, juga dapat dijumpai dalam mitos Arthurian. Mendengar penjelasan Mitchell, kisah Excalibur dalam mitos ini berbeda dengan apa yang ditulis Boron.

“Dalam versi ini, Excalibur digambarkan sebagai pedang kedua Arthur, yang diperoleh setelah pedang aslinya (pedang di batu) hancur dalam pertempuran yang ganas,” terang Mitchel. 

Setelah menerima nasihat bijak dari Merlin, “Arthur mencari wanita mistis di danau, yang menghadiahkan pedang ajaib, Excalibur.”

Dalam beberapa versi, pedang Excalibur digambarkan dengan memiliki kekuatan magis yang dapat memberikan kekuatan super kepada penggunanya selama perang. Ia dapat menjadi lebih kuat, lebih cepat, bahkan tidak terlihat selama di pertempuran.

Sepanjang sejarah, Excalibur telah ditafsirkan sebagai simbol kekuatan dan keberanian Arthur. Terlepas dari kesahihan kisahnya, pedang ini tetap menjadi simbol mitos Arthurian yang paling disebut-sebut.

Palu Thor

Selanjutnya adalah Mjolnir. Palu milik Thor yang semakin terkenal berkat serentetan film Marvel. Mjolnir mungkin menjadi senjata paling ikonik dalam mitologi Norse.

Mirip seperti pedang raja Arthur, kisah Mjolnir memiliki versi beragam, “jadi kita harus sedikit  menggeneralisasi di sini,” kata Mitchell.

Palu Thor, yang dikenal sebagai Mjolnir. ( Nada Orlic / Adobe Stock)

Ia menceritakan, asal-usul Mjolnir biasanya dikisahkan melalui kurcaci Brokkr dan Eitri yang menempa palu tersebut atas perintah Loki. “Populernya, Thor dapat menggunakannya untuk mengendalikan guntur dan petir.”

Seperti Excalibur, Mjolnir telah mengilhami pembuatan karya komik, film, dan video gim. “Mjolnir telah menjadi simbol abadi dari mitologi Norse, yang melambangkan kekuatan, kekuasaan dan perlindungan.”

Bulu Emas

Mari beralih sejenak dari senjata. Kali ini kita akan membahas sebuah bulu emas yang terkenal dalam mitologi Yunani Kuno. Konon, bulu emas tersebut berasal dari seekor domba jantan bersayap yang disebut sebagai Chrysomallos. 

Mitchell menceritakan, Chrysomallos dikirim oleh para dewa untuk menyelamatkan Phrixus dan Helle (anak-anak seorang raja penting) dari ibu tiri mereka yang jahat. “Sayangnya, Helle terjatuh dari punggung domba jantan itu dan mati, tetapi Phrixus berhasil diselamatkan.”

Sebagai ucapan ‘terima kasih’, ia menyembelih domba jantan malang itu dan menggantungkan bulu emasnya di hutan suci.

Maju cepat beberapa tahun, Jason dan para Argonaut–kelompok pahlawan legendaris Yunani–ditugaskan untuk mengambil bulu tersebut. Upaya ini ditujukan agar Jason mendapatkan kembali tahtanya.

Madea, seorang penyihir yang berasal dari Kolchis, membantu Jason dan rombonganya dalam menyelesaikan misi. Berkat bantuannya, Jason berhasil memperoleh bulu domba tersebut dan pulang sebagai pemenang.

Mitchell menjelaskan, bahwa bulu domba emas ini ditafsirkan oleh masyarakat sebagai simbol kekayaan. 

“Mitologi dari objek mitos ini telah dirayakan dalam literatur, seni dan film, menjadikannya salah satu simbol mitologi Yunani yang paling abadi dan dicintai,” terang Mitchel.

Jason dan Bulu Emas, karya Erasmus Quellinus II sekitar tahun 1630. (Public Domain / Wikimedia Commons)

Batu Bertuah

Batu ini dikatakan memiliki kekuatan untuk mengubah logam dasar seperti timbal, menjadi logam mulia alias emas. Beberapa legenda juga menyebutkan bahwa benda ini dapat memberikan awet muda atau keabadian bagi penemunya.

“Kami tidak yakin dari mana asal mula legenda ini, namun diyakini bahwa legenda ini dipengaruhi oleh praktik alkimia Mesir dan Yunani kuno,” terang Mitchell.

Batu ini dipopulerkan oleh alkemis seperti Albertus Magnus dan Paracelsus. Mereka meyakini bahwa batu ini merupakan kunci untuk membuka misteri alam semesta.

Menurut Mitchell, bagi kebanyakan orang Batu Bertuah ini adalah “metafora untuk transformasi spiritual dan pencerahan.” 

Proses mengubah logam menjadi emas, dapat ditafsirkan sebagai simbol perjalanan seorang alkemis untuk mencapai tingkat kesadaran dan pemahaman yang lebih tinggi.

Tombak Takdir

“Tombak ini konon digunakan untuk menusuk lambung Yesus ketika ia berada di atas kayu salib dan diyakini memiliki kekuatan yang dahsyat,” terang Mitchell.

Tombak ini telah dikaitkan dengan beberapa tokoh sejarah yang kuat. Dikatakan, Kaisar Romawi Konstantinus membawa pusaka ini ke dalam pertempuran dan berhasil meraih kemenangan besar.

Selain Konstantinus, Tombak Takdir juga dipercaya pernah digunakan oleh tokoh-tokoh lain seperti Charlemagne dan Napoleon.

Miniatur penyaliban yang menggambarkan Yesus ditusuk dengan tombak. Dikenal sebagai Tombak Suci atau Tombak Takdir, tombak ini kemudian dikaitkan dengan beberapa tokoh sejarah yang kuat (Public Domain/ Wikimedia Commons)

Legenda seputar tombak ini terus berlanjut hingga abad ke-20 yang dikaitkan dengan Nazi. Hitler dikatakan memiliki obsesi terhadap hal-hal gaib dan konon percaya bahwa tombak itu akan memberinya kekuatan untuk menaklukkan dunia. 

“Diduga, Nazi mendapatkan tombak yang mereka yakini sebagai Tombak Takdir dan memajangnya di sebuah museum di Nuremberg,” jelas Mitchell.

Tombak lainnya, yang disebut-sebut sebagai Tombak Takdir, juga berada di Vagharshapat, Armenia. Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa tombak legendaris ini konon dikuburkan di Gereja Santo Petrus di Antiokhia.

“Meskipun keaslian benda-benda mistis ini masih diperdebatkan, legenda yang melingkupinya tetap hidup,” tegas Mitchell.

Batu Chintamani

Batu Chintamani lahir dari mitologi Hindu dan Buddha kuno. Dikisahkan, batu ini ditemukan oleh Garuda dari para dewa, yang kemudian diberikan kepada ibunya. 

Baca Juga: Wilayahnya Luas, Siapa yang Berkuasa setelah Kekaisaran Romawi Jatuh?

Baca Juga: Mayat Hilang di Kota Romawi Kuno Menguap dalam Letusan Vulkanik

Baca Juga: Beragam Ritual Pernikahan Unik di Romawi Kuno hingga Afganistan

Baca Juga: Lima Mitos yang Jadi Bagian Tidak Terpisahkan dari Peradaban Romawi 

Batu ini dikatakan memiliki kekuatan yang luar biasa dan dianggap sebagai jimat keberuntungan. Terdapat beberapa versi mengenai kemampuan batu ini, mulai dari mampu mengabulkan permintaan apa pun, hingga pembawa kemakmuran.

Seperti benda mitos yang telah dibahas sebelumnya, kepemilikan batu Chintamani telah dikaitkan dengan tokoh-tokoh nyata dan mitologi. 

Mitchell mengatakan, mitos yang paling terkenal mengisahkan bahwa, “batu ini dimiliki oleh raja iblis Rahwana.”

Batu ini juga sering dibandingkan dengan Batu Bertuah dari Barat. Banyak orang menganggap legenda ini secara harfiah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencoba menemukan batu Chintamani. 

“Batu ini merupakan simbol keberuntungan dan kemakmuran yang abadi dalam mitologi Hindu dan Budha serta tidak hanya melambangkan kekuatan para dewa, tetapi juga kemungkinan untuk mencapai keinginan terbesar seseorang,” pungkas Mitchell.