Sederet Metode Penyiksaan Kekaisaran Tiongkok yang Buat Orang Bergidik

By Sysilia Tanhati, Kamis, 13 April 2023 | 13:00 WIB
Ada banyak metode penyiksaan mengerikan di Kekaisaran Tiongkok yang membuat orang bergidik. Mulai dari mengiris tubuh hingga amputasi. (George Henry Mason)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Tiongkok menciptakan hukum dan aturan untuk menjaga ketertiban di kekaisaran. Bagi mereka yang melanggar, beragam hukuman sudah menanti. Mulai dari yang ringan hingga berat. Hukuman fisik yang berat dan menyiksa pun ditetapkan, seperti mengiris tubuh pelaku hingga amputasi anggota tubuh.

“Sejak Dinasti Xia (2070 – 1600 Sebelum Masehi), hukuman fisik sangat penting untuk mempertahankan kekuasaan politik,” tulis Sun Jiahui di laman World of Chinese. Kitab Han menyatakan bahwa Yu yang, pendiri mitos Dinasti Xia, memaksakan hukuman fisik karena kebajikan makin merosot.

Lima hukuman yang mengerikan

Dari Dinasti Xia hingga Qin (221 – 206 Sebelum Masehi), hukuman fisik dilembagakan sebagai lima hukuman. Itu termasuk menato wajah atau dahi, memotong hidung, mengamputasi kaki, membuang organ reproduksi, dan kematian.

Menurut Ritus Zhou, ada 500 kejahatan yang dapat dihukum oleh masing-masing dari lima hukuman tersebut. Misalnya, tidak mematuhi perintah kaisar, melakukan pemerkosaan, mencoba-coba pencurian, atau menyebabkan cedera tubuh akan dipotong hidungnya. Mereka yang menggunakan kereta kaisar secara ilegal akan dicabut kakinya.

Li Si, perdana menteri selama Dinasti Qin, dijatuhi lima hukuman setelah dijebak karena pengkhianatan. Kasim pengadilan Zhao Gao telah menyiksa Li sampai dia mengakui kejahatan tersebut. Pada tahun 208 Sebelum Masehi, Li menjadi sasaran kelima hukuman sebelum juga dipotong menjadi dua di bagian pinggang.

Belakangan, Kaisar Wen dari Dinasti Han mereformasi beberapa hukuman ini, Diduga, itu dilakukan setelah dibujuk oleh putri tabib terkemuka yang dijatuhi hukuman salah satu dari lima hukuman.

Chunyu Tiying tabib terkenal yang menghadapi hukuman karena diduga gagal mendiagnosis penyakit wanita bangsawan dengan benar. Diagnosisnya mengakibatkan kematian si bangsawan. Chunyu Yi ditangkap tanpa penyelidikan yang layak dan menghadapi salah satu dari lima hukuman.

Tiying mengikuti ayahnya ke ibu kota. Di sana ia memohon kepada kaisar, menunjukkan kekejaman hukuman dan dengan sukarela menjadi budak istana selama sisa hidupnya. Itu dilakukan sebagai ganti pembebasan ayahnya. Tergerak oleh pengabdian Tiying, kaisar mengampuni Chunyu Yi dan mengeluarkan dekrit untuk menghapuskan lima hukuman. Tetapi kaisar menggantinya dengan hukuman cambuk, kerja paksa, dan memotong rambut seseorang. Di masa itu, memotong rambut adalah tanda bahwa seorang tidak berbakti pada orang tua.

Selama Dinasti Sui dan Tang, sistem hukuman baru (juga terdiri dari lima hukuman) diciptakan. Itu meliputi memukul pantat dengan tongkat bambu, memukul punggung, bokong, atau kaki dengan tongkat besar, kerja paksa, pengasingan ke tempat terpencil, dan hukuman mati. “Hukuman mati datang dalam dua bentuk utama: gantung dan pemenggalan kepala,” tambah Sun.

Lingchi, pemotongan lambat bagi si pengkhianat kelas kakap

Bulan september 1630 bukanlah bulan yang baik untuk Yuan Chonghuan. Reputasi militer jenderal Dinasti Ming hancur setelah dia gagal melawan pasukan Jurchen yang menyerang di Shanhai Pass. Ia pun dituduh bekerja sama dengan musuh. Meskipun hanya ada sedikit bukti yang memberatkannya, Dinasti Ming dengan tergesa-gesa memutuskan Yuan bersalah. Ling pun dikenakan hukuman yang paling brutal yaitu kematian dengan lingchi atau pemotongan lambat.

Di depan kerumunan besar di Ganshiqiao di Beijing, seorang algojo mulai perlahan-lahan memotong dan mengiris tubuh Yuan dengan pisau. Algojo membuang berbagai bagian tubuh sambil mempertahankan Ling untuk tetap hidup. Butuh setengah hari bagi Yuan untuk mati, setelah menerima ratusan luka. Menurut Northern Affairs of the Late Ming, penduduk setempat mengumpulkan bagian tubuh Yuan setelah ia akhirnya berhenti bernapas. Mereka sangat membenci Ling hingga ingin memakan potongan tubuhnya.

Lingchi dicadangkan hanya untuk kejahatan keji seperti pengkhianatan tingkat tinggi, pembunuhan ganda, atau membunuh tuannya.

Penyiksaan fisik yang kejam oleh polisi rahasia Dinasti Ming

Ada juga banyak metode eksekusi yang kejam dan membuat bergidik. Seorang penjahat dapat direbus hidup-hidup, dipenggal dan kepalanya diperlihatkan di depan umum setelah itu. Penjahat bahkan diseret dengan kereta dengan kecepatan tinggi hingga kepala dan anggota tubuhnya robek.

Shang Yang, seorang politikus terkenal dari Negara Bagian Qin meninggal karena metode kereta itu. Menurut Strategi Negara-Negara Berperang, Shang Yang dituduh memberontak dan mencoba bersembunyi di penginapan. Namun, rencananya digagalkan oleh salah satu kebijakannya sendiri. Para tamu harus menunjukkan identitas untuk menginap di penginapan. Jadi tidak ada yang berani memberikan kamar kepada Shang Yang ketika ia mencoba kabur.

Setelah akhirnya tertangkap, Shang Yang diikat ke lima kereta dan tubuhnya pun tercabik-cabik.

Polisi rahasia Dinasti Ming punya beragam metode penyiksaan untuk membuat pelaku kejahatan mengaku. Salah satunya adalah menjepit jari. (George Henry Mason)

Meskipun hukuman fisik yang paling kejam tidak lagi digunakan pada penjahat yang dihukum, teknik serupa masih digunakan untuk mendapatkan pengakuan. Penjaga Seragam Bordir yang terkenal kejam, polisi rahasia kekaisaran Dinasti Ming, dikenal luas karena hukumannya yang menyiksa.

Penghancur pergelangan kaki, alat dari papan kayu yang dihubungkan dengan tali, adalah salah satu alat favorit mereka. Polisi rahasia akan meletakkan kaki tersangka di antara papan dan kemudian menarik tali di kedua ujungnya. Papan kayu itu terjepit erat di kaki dan tungkai tersangka. Penyiksaan itu seringkali mengakibatkan pergelangan kaki patah.

Alat serupa adalah pemeras jari, terdiri dari lima tongkat dengan tali yang menghubungkannya. Jari-jari tersangka akan dimasukkan di antara tongkat dan tali ditarik kencang untuk menghancurkannya.

Baca Juga: Fuji An: Raja Tiongkok Biseksual Terlalu Royal yang Dikhianati

Baca Juga: Qin Hui, Pengkhianat Terbesar Sejarah Tiongkok yang Penuh Dendam

Baca Juga: Kisah Kasim Kekaisaran Tiongkok yang Licik, Korup, dan Haus Kekuasaan

Baca Juga: Kehidupan Nyeleneh dan Penuh Warna Kaisar Tiongkok Zhengde dari Ming

Kadang-kadang, mereka bisa lebih kreatif. Mereka memiliki metode yang disebut sepatu bordir merah. Itu adalah sepatu besi yang dipanaskan di atas api sampai merah membara dan kemudian dipakaikan ke kaki tersangka.

Dinasti Qing melakukan perubahan yang lebih mendasar pada hukuman fisik (meskipun penyiksaan berlanjut). Pada pertengahan 1600-an, lima hukuman dari Sui dan Tang dihapuskan. Hanya hukuman cambuk yang tersisa sebagai hukuman fisik resmi untuk kejahatan, di samping hukuman mati untuk pelanggaran serius.

Kemudian pada tahun 1904, Kaisar Guangxu mengumumkan bahwa mencambuk dengan tongkat dan tongkat juga akan dilarang. Pengirisan lambat tahun berikutnya akhirnya secara resmi dihapuskan.

Itu sebagian metode penyiksaan di zaman Kekaisaran Tiongkok yang membuat orang bergidik. Bayangkan jika penyiksaan itu diterapkan sebagai hukuman di zaman modern.