Nationalgeographic.co.id—Hasil sebuah studi baru menunjukkan bahwa terumbu karang mesofotik berfungsi jauh berbeda dari rekan mereka yang lebih dangkal.
Jenis terumbu karang ini tidak mungkin menawarkan perlindungan bagi ikan air dangkal yang mencoba melarikan diri dari pemanasan yang didorong oleh perubahan iklim di permukaan laut.
Penelitian ini didasarkan pada ratusan penyelaman dengan total lebih dari seribu jam di bawah air di lokasi-lokasi di seberang Pasifik dan Atlantik.
Para peneliti dalam studi mengumpulkan data dalam jumlah yang belum pernah ada sebelumnya tentang spesies apa yang terdapat di terumbu karang pada berbagai kedalaman.
Mulai dari yang dangkal hingga yang paling dalam di zona mesofotik cahaya rendah antara 30 sampai 150 meter di bawah permukaan.
"Temuan kami memperkuat bahwa ekosistem mesofotik tidak harus menjadi tempat perlindungan bagi ikan dangkal yang melarikan diri dari perairan yang memanas," kata Luiz Rocha, Kurator Iktiologi California Academy of Sciences sekaligus Direktur California Academy of Sciences Hope for Reefs initiative.
"Terumbu yang lebih dalam ini tampak penuh, yang berarti bahwa sebagian besar ceruk tempat spesies yang baru tiba dapat bertahan hidup sudah diisi oleh spesies yang berevolusi di bawah kondisi lingkungan berbeda yang ditemukan di kedalaman," jelas Rocha yang terlibat dalam penulisan makalah studi yang terbit di jurnal Current Biology ini.
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling hidup dan vital di planet ini. Ekosistem ini mendukung seperempat dari semua kehidupan laut dan mata pencaharian lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.
Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman hayati terumbu karang—sebuah indikator kesehatan ekosistem yang lebih luas dan ketahanan terhadap pemicu stres seperti perubahan iklim—sangat penting untuk menciptakan masa depan yang berkembang dan regeneratif bagi kehidupan di Bumi.
Untuk terumbu dangkal, para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa saat Anda menjauh dari Segitiga Terumbu Karang—kawasan samudra yang sangat beragam yang meliputi Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Australia Utara—jumlah spesies karang, ikan, dan invertebrata menurun.
Namun, sampai sekarang, tidak ada yang tahu apakah pola yang sama berlaku untuk terumbu yang lebih dalam.
Baca Juga: Penemuan Keanekaragaman Kepiting yang Tersembunyi di Terumbu Karang