Asal-usul penggunaan gigi naga di Tiongkok
Provinsi Guizhou dan Yunnan kaya akan fosil yang berusia ratusan juta tahun. Misalnya fosil Maotianshan yang sangat berharga dan digali di daerah Chengjiang. Fosil tersebut digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok.
Saat ini di Tiongkok, fosil masih memberikan kekayaan besar bagi petani dan warga lokal. Mereka menjaga lokasi rahasia tersebut dari ahli paleontologi Tiongkok dan menjualnya ke kolektor dan institusi swasta.
Perpecahan antara ilmuwan, alkemis medis, dan pedagang, diperlebar oleh kekayaan besar pemerintah Tiongkok. Pemerintah Tiongkok ingin menjadikan Tiongkok sebagai pemimpin dunia dalam penggalian fosil.
Penghancuran fosil yang disengaja di zaman modern menjadi bukti bahwa orang Tiongkok sangat percaya pada khasiat tulang dan gigi naga.
Asal usul mitologi naga Tiongkok menjadi fokus perdebatan sengit. Namun simbolismenya dan apa yang diwakilinya sangat jelas.
Naga adalah yang paling kuat dari semua binatang mitologis. Makhluk mitologi ini mewujudkan kekuatan kebajikan tertinggi. Naga dipercaya dapat mengendalikan hujan dan sungai, menyuburkan tanah dan membawa kehidupan ke bumi.
Naga Showen di masa Dinasti Han digambarkan sebagai, “Yang paling utama di antara makhluk bersisik dan reptil, naga bisa bersembunyi di kegelapan atau muncul di siang hari. Naga bisa menyusut atau membesar, memendek atau memanjang. Naga naik ke langit di musim semi dan menyelam ke kedalaman kolam di musim gugur.”
Simbol naga dalam berbagai budaya
Dalam budaya barat, naga secara historis dipandang sebagai makhluk yang mengerikan. Misalnya, dalam puisi epik Inggris kuno Beowulf, naga adalah makhluk yang kejam dan rakus yang menimbun harta.
Baca Juga: Kisah Kaisar Yao, Titisan Naga Merah dari Era Neolitikum Tiongkok
Baca Juga: Mengapa Simbol Naga Begitu Dihormati dalam Mitologi Tiongkok Kuno?