Kisah Raja Agung Sejong dari Kekaisaran Korea, si Pencipta Hangul

By Sysilia Tanhati, Senin, 17 April 2023 | 20:00 WIB
Raja Sejong dari Kekaisaran Korea dikenang sebagai raja agung dan bijaksana. Salah satu prestasinya yang masih digunakan hingga kini adalah penciptaan Hangul, alfabet Korea. (KOREA.NET)

Nationalgeographic.co.id—Lahir dengan nama Yi Do, Sejong adalah putra Raja Taejong dan Ratu Wongyeong dari Kekaisaran Korea atau Dinasti Joseon. Sebagai putra ketiga dari empat putra pasangan kerajaan, Sejong mengesankan seluruh keluarganya dengan kebijaksanaan dan keingintahuannya. Kelak, ia dikenang sebagai raja agung nan bijaksana. Salah satu prestasinya yang masih terus digunakan oleh orang Korea hingga kini adalah penciptaan Hangul atau alfabet Korea.

Jalan Sejong menuju takhta Kekaisaran Korea

Kakek Sejong, Raja Taejo, menggulingkan Kerajaan Goryeo pada tahun 1392 dan mendirikan Joseon. Dia dibantu dalam kudeta oleh putra kelima, Yi Bang-won (kemudian menjadi Raja Taejong). Rupanya Yi Bang-won berharap akan diberi gelar putra mahkota. Namun, sarjana istana yang membenci dan takut pada Yi Bang-won meyakinkan Raja Taejo untuk memilih Yi Bang-seok,sebagai penggantinya. Ia adalah putra kedelapan sang raja.

Pada 1398 ketika Raja Taejo berduka atas kehilangan istrinya, sarjana tersebut membuat konspirasi untuk membunuh semua putra raja, kecuali putra mahkota. Mendengar desas-desus tentang plot tersebut, Yi Bang-won mengumpulkan pasukannya dan menyerang ibu kota. Ia membunuh dua saudara laki-lakinya serta sarjana yang licik. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Perselisihan Pangeran Pertama.

Raja Taejo yang berduka merasa ngeri karena putra-putranya saling berselisih. Ia pun menunjuk putra keduanya, Yi Bang-gwa, sebagai pewaris dan kemudian turun tahta pada tahun 1398. Yi Bang-gwa menjadi Raja Jeongjong, penguasa kedua Joseon.

Pada tahun 1400, Perselisihan Pangeran Kedua pecah ketika Yi Bang-won dan saudaranya Yi Bang-gan mulai berperang. Yi Bang-won menang, mengasingkan saudara laki-lakinya dan keluarganya. Ia juga mengeksekusi para pendukung saudara laki-lakinya. “Raja Jeongjong yang lemah turun tahta setelah memerintah selama 2 tahun demi Yi Bang-won, ayah Sejong,” tulis Kallie Szczepanski di laman ThoughtCo.

Sebagai raja, Taejong melanjutkan kebijakan kejamnya. Dia mengeksekusi sejumlah pendukungnya sendiri jika mereka menjadi terlalu kuat, bahkan keluarganya sendiri. Belajar dari pengalaman masa lalu, putra pertama dan kedua Taejog pun menyingkir dari posisi putra mahkota. Ini membuat putra kesayangan Raja Taejong menjadi putra mahkota. Kelak ia dikenal sebagai Raja Sejong.

Raja Sejong, ahli strategi dan militer

Raja Taejong menjadi ahli strategi dan pemimpin militer yang efektif. “Ia terus memandu perencanaan militer Joseon selama 4 tahun pertama pemerintahannya,” kata Szczepanski. Sejong cepat belajar dan juga menyukai sains serta teknologi. Karena itu, sang raja memperkenalkan sejumlah perbaikan organisasi dan teknologi pada pasukan militer kerajaannya.

Bubuk mesiu telah digunakan selama berabad-abad di Korea. Namun penggunaannya dalam persenjataan canggih berkembang pesat di bawah Sejong. Dia mendukung pengembangan jenis meriam dan mortir baru, serta panah api. Panah api mirip roket yang berfungsi seperti granat berpeluncur roket modern.

Keluarga Raja Sejong

Permaisuri Raja Sejong adalah Soheon dari klan Shim. Bersama permaisurinya, ia memiliki total delapan putra dan dua putri. Dia juga memiliki tiga permaisuri bangsawan kerajaan, Permaisuri Hye, Permaisuri Yeong, dan Permaisuri Shin. Ketiga permaisuri itu memberinya 10 putra. Selain itu, Sejong memiliki tujuh permaisuri yang kurang beruntung karena tidak pernah menghasilkan anak laki-laki.