Keluarga Couper memuji Salih Bilali. Sementara Salih Bilali tidak pernah menulis otobiografinya sendiri, melainkan pemiliknyalah yang banyak menulis tentang kehidupan dan pengalaman hidupnya.
Berkat kecerdasan dan penilaiannya, Coupers menjadikannya sebagai kepala supir mereka pada tahun 1816. Posisi itulah yang kelak membuatnya bertanggung jawab atas lebih dari empat ratus pekerja yang diperbudak lainnya.
Salih Bilali sering mengelola perkebunan sendiri untuk waktu yang lama tanpa kehadiran pemiliknya. Ia dikenal amanah, sehingga keluarga Coupers merasa aman dan tenang menitipkan sejumlah aset kepadanya.
Terlepas dari tantangan yang ada di perkebunan, ia diketahui menyimpan dengan baik dan membaca Al-Qur'an. Coupers juga menyaksikan bahwa ia kerap salat dan berdoa setiap harinya.
Satu hal yang membedakannya dengan orang-orang kulit putih di Amerika, bahwa ia menolak alkohol, dan menjalankan kewajibannya di bulan Ramadan dengan berpuasa sejak pagi hingga menjelang malam.
Meskipun Islam memberi keringanan untuk tidak berpuasa apabila sedang bepergian jauh atau bekerja berat, banyak budak muslim menunjukkan kesalehan transenden dengan tetap berpuasa Ramadan.
Baca Juga: Bagaimana Budak Memperkenalkan Ramadan Kepada Amerika Serikat?
Baca Juga: Perunggu Benin Dibuat dari Mata Uang Eropa untuk Membeli Budak Afrika
Baca Juga: Kisah Wanita yang Selamatkan Budak Buronan hingga Dijuluki Nabi Musa
Baca Juga: Hürrem Sultan, Budak Rusia yang Jadi Permaisuri di Kekaisaran Ottoman
Sebagaimana sunah dalam ajaran yang dipraktikan Nabi Muhammad SAW, memupuk kebersamaan dalam hal berbuka puasa adalah bagian yang melekat dalam praktik perbudakan para budak muslim.
Sayangnya, pertemuan sesama budak dianggap telah melanggar kode etik perbudakan. Tak pelak, sejumlah hukuman ditujukan bagi budak yang melanggar aturan hingga mendapat hukuman biadab yang dapat menyebabkan cidera, bahkan kematian.
Salih Bilali beruntung bisa menjaga keimanannya dan amalannya yang menuntut tanpa gangguan dari pemiliknya. Dia juga beruntung tinggal di daerah pesisir Georgia yang memiliki sejumlah besar Muslim yang diperbudak lainnya yang dapat berhubungan baik dan berinteraksi dengannya.
Sampai hari ini, berkat keteguhan iman dan perjuangan besar sejumlah budak muslim dari Afrika, Islam berkembang di negeri-negeri tempat mereka mengabdi. Bilali menjadi salah satu dari sekian banyak figur budak yang penting bagi perkembangan Islam di Amerika Serikat.