Memahami Konsep Waktu dalam Sejarah Bagi Kemajuan Peradaban Manusia

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 20 April 2023 | 12:00 WIB
Dari peradaban kuno hingga saat ini, beberapa bentuk alat, monumen, dan mekanisme telah dibuat untuk menentukan tanggal, musim, dan waktu. Bagaimana awal mula waktu tercipta? (Pexels)

Berbagai hipotesis menggiurkan telah dicapai oleh para peneliti yang terpesona oleh artefak tersebut. Penjelasan paling populer adalah bahwa itu digunakan sebagai kalender lunar. Namun interpretasi lain menyimpulkan bahwa tulang Ishango digunakan untuk memahami dan menghitung bilangan prima. 

Stonehenge di Inggris diciptakan antara 3000 SM dan 2000 SM. Banyak peneliti percaya itu digunakan untuk membantu memprediksi perubahan musim tergantung pada posisi Matahari.

Yang lain berspekulasi bahwa Stonehenge mungkin merupakan tempat perayaan ritual kelahiran dan kematian. Namun, karena budaya yang membangun Stonehenge tidak meninggalkan catatan tertulis, ini hanyalah hipotesis mengapa monumen megalitik itu dibuat.

Seiring kemajuan peradaban, begitu pula kebutuhan akan metode ketepatan waktu yang lebih baik. Peradaban kuno selanjutnya, seperti Mesir dan Babilonia, mulai lebih memperhatikan rotasi Matahari dan Bulan.

Ketika budaya mereka tumbuh dalam ukuran, kebutuhan untuk mengukur waktu menjadi sangat penting karena mulai melayani beberapa fungsi lain termasuk acara sosial, siklus panen, dan penjadwalan pembayaran dan perdagangan. Perkembangan peradaban ini terkait dengan tiga siklus: hari matahari dengan periode terang dan gelapnya, bulan lunar karena kemunculannya selama bulan itu, dan pergantian musim.

Dampak sosial dari siklus bulan sepanjang sejarah bergantung pada lokasi fisik masyarakat mana pun dalam hubungannya dengan Bulan. Bagi banyak peradaban, terutama yang terletak lebih dekat ke ekuator, siklus bulan memiliki pengaruh yang sangat besar.

Budaya di garis lintang yang lebih rendah secara historis jauh lebih terinspirasi oleh siklus bulan daripada mereka yang mengandalkan tahun matahari. Orang Mesir, misalnya, mengembangkan kalender lunar yang terdiri dari dua belas bulan tiga puluh hari.

Orang Mesir kuno menciptakan kalender matahari dan bulan yang canggih. Kalender ini ditemukan di Kuil Kom Ombo, menunjukkan hieroglif untuk hari-hari tertentu dalam sebulan. (Ad Meskens )

Bulan-bulan tersebut kemudian dibagi lagi menjadi periode 10 hari yang dikenal sebagai decans. Metode ketepatan waktu harian Mesir yang rumit segera diadopsi oleh peradaban selanjutnya seperti Yunani dan Romawi.

Di lintang yang lebih tinggi dan di wilayah utara, kalender matahari secara historis lebih penting karena perubahan musim lebih parah. Merencanakan tanaman musiman menjadi perlombaan melawan peredupan matahari dan datangnya hawa dingin. 

Jam Matahari, Jam Air, dan Evolusi Jam Mekanik

Studi tentang siklus bulan disertai dengan studi tentang matahari dan bayangan. Beberapa perangkat paling awal yang digunakan untuk memberitahukan waktu adalah jam matahari, atau jam bayangan.