Naiknya Paras Muka Laut Mengancam Ruang Gerak Penguin Afrika

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 21 April 2023 | 16:00 WIB
Penguin afrika (Spheniscus demersus) di Pantai Boulder, Afrika Selatan. Penguin ini terisolasi di pulau-pulau sekitar Afrika bagian selatan akibat kenaikan permukaan air laut dan ancaman predator. (Paul Mannix/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Penguin afrika, seperti penguin lainnya, memilih bertelur di tempat yang terisolasi. Tujuannya agar telur mereka tidak dimangsa oleh predator darat. Umumnya, mereka lebih memilih bertelur di pulau yang sukar dijangkau hewan darat.

Ini adalah taktik adaptasi mereka mempertahankan spesiesnya. Namun waktu memakan ruang mereka bertelur di pulau-pulau kecil bersuhu sejuk di belahan bumi selatan, untuk populasinya yang terus berkembang.

Penguin afrika kini menempati pulau-pulau kecil sekitar pantai barat Afrika bagian selatan. Penelitian di African Journal of Marine Science menduga, mereka yang ada saat ini, sebenarnya spesies terisolasi akibat kenaikan muka laut. 

Makalah bertajuk "A natural terminal Pleistocene decline of African penguin populations enhances their anthropogenic extinction risk" terbit 20 April 2023. Temuan ini menjadi rekomendasi untuk konservasi penguin afrika.

"Perubahan permukaan laut akan memerlukan kebutuhan untuk beberapa relokasi koloni pengembangbiakan penguin Afrika dalam skala waktu berabad-abad, jika tidak dalam skala waktu yang lebih pendek, dan persaingan ketat untuk ruang berkembang biak karena habitat pulau menjadi sangat berkurang dalam ukuran," kata Heath Beckett, doktor dan penulis utama studi.

Beckett adalah peneliti dari School for Climate Studies, Stellenbosch University, Afrika Selatan. Melansir Eurekalert, ia menjelaskan, fakta bahwa penguin afrika hari ini terisolasi menjadi sarana "bagi pengelola konservasi untuk menyediakan ruang pembiakan yang sesuai, bahkan di lokasi daratan, selama tersedia lokasi persarangan yang sesuai."

20.000 tahun silam atau selama Maksimum Glasial Terakhir, pesisir barat Afrika bagian selatan adalah tempat yang dingin. Di sinilah penguin afrika dahulu sempat tinggal. Ada pun sekitar 15 pulau besar di Atlantik selatan juga menjadi habitat bagi mereka.

Kemudian, ketika zaman es berakhir, permukaan laut naik. Banyak dari pulau itu tenggelam, dan menyisakan ruang yang sempit bagi penguin afrika untuk hidup dan bertelur, terang Beckett dan tim dalam makalahnya.

Penguin afrika tinggal di sebuah gubuk terlantar di Pulau Halifax, bagian dari Taman Nasional Sperrg (Alex Pangestu)

Saat ini ada lima pulau terbesar di lepas pantai barat Afrika bagian selatan yakni, Pulau Robben, Pulau Dassen, Pulau Possession, Pulau Seal, dan Pulau Penguin. Beckett dan tim meneliti bagaimana kondisi di belahan selatan Afrika ini pada zaman es.

Laporan itu menyebutkan bahwa pulau-pulau yang kini tenggelam adalah tempat penguin afrika melarikan diri dari pemangsa daratan. Selanjutnya, agar lebih aman, pulau-pulau ini dijadikan mereka sebagai tempat bertelur.

Ini adalah gambaran paleo-sejarah rentang geografis penguin Afrika selama 22.000 tahun terakhir. Para ilmuwan di School for Climate Studies, Stellenbosch University berharap dapat memberikan wawasan baru tentang kerentanan saat ini dari spesies penguin terakhir yang tersisa di Afrika. (Jenny Frost)