Naiknya Paras Muka Laut Mengancam Ruang Gerak Penguin Afrika

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 21 April 2023 | 16:00 WIB
Penguin afrika (Spheniscus demersus) di Pantai Boulder, Afrika Selatan. Penguin ini terisolasi di pulau-pulau sekitar Afrika bagian selatan akibat kenaikan permukaan air laut dan ancaman predator. (Paul Mannix/Flickr)

Ketika pulau tenggelam, penguin afrika harus lompat antarpulau untuk kebutuhan habitatnya. Sementara pulau yang makin mengecil luasnya, harus berdesak-desakan dengan limpahan populasinya. Lima pulau yang di atas saat ini luasnya di bawah 5 km persegi.

Para peneliti memperkiran bahwa antara 6,4 juta dan 18,8 juta individu penguin afrika pernah menduduki ujung selatan Afrika selama Maksimum Glasial Terakhir. Lalu, dalam waktu 15.000 hingga 7.000 tahun, dengan naiknya muka laut, habitat penguin afrika untuk bertelur semakin sempit dan menurunkan populasinya dengan yang ada sekarang.

“Ini benar-benar bertahan hidup dan diberi setengah kesempatan, mereka akan bertahan. Island hopping menyelamatkannya di masa lalu, mereka tahu bagaimana melakukan ini," kata Guy Midgley, profesor dan direktur tempat Beckett.

Baca Juga: Penemuan Fosil Penguin Terbesar di Dunia yang Beratnya Mencapai 155 Kg

Baca Juga: Foto Satelit Mengungkapkan Koloni Penguin Kaisar yang Tersembunyi

Baca Juga: Adaptasi Penguin Turun saat Berevolusi, Bagaimana untuk Krisis Iklim?

Baca Juga: 'Penguin Monster' Julukan Temuan Fosil Penguin Setinggi Manusia

Ancaman permukaan laut itu tidak hanya berhenti setelah zaman es berakhir, melainkan sampai hari ini. Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia menjadi ancaman ruang gerak mereka di beberapa pulau habitat mereka di Namibia dan Afrika Selatan.

Manusia juga mengancam penguin afrika pada habitat dan sumber makan. Melihat daruratnya penguin afrika, IUCN menetapkannya dalam status terancam punah.

Maka, sebagai langkah konservasi mempertahankan penguin afrika, para peneliti berpendapat, adalah dengan cara merelokasinya. Agar relokasinya berhasil, mereka memperingatkan, "akses yang cukup ke sumber makanan laut tetap menjadi elemen penting dari respons terkoordinasi untuk mencegah kepunahan spesies."