Kisah Feng dari Pelayan Budak Hingga Permaisuri Kekaisaran Tiongkok

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 5 Mei 2023 | 07:00 WIB
Janda Permaisuri Feng adalah ratu Kekaisaran Tiongkok dari dinasti Wei Utara. (History of Royal Woman)

Nantinya, para kandidat ini harus membuat patung emas (atau tembaga) buatan tangan.

Siapa pun yang berhasil membuatnya akan dianggap sebagai ratu yang dipilih oleh surga. Jika tidak ada yang bisa berhasil, mereka terus memilih kandidat baru sampai selesai.

Feng terpilih sebagai kandidat dan berhasil membuat patung emas yang sempurna. Setelah memenangkan hati kaisar, Feng mendapatkan dukungan semua orang dan menjadi ratu saat berusia 14 tahun.

Kehilangan Suami Tercinta dan Memperoleh Kekuasaan

Kebiasaan unik lain dari Wei Utara adalah bahwa setelah mencalonkan putra mahkota, ibu kandungnya akan dieksekusi. Dengan begitu, sang ibu dan klannya tidak akan bisa memanipulasi politik.

Oleh karena itu, setelah Feng menjadi ratu, Kaisar Wencheng mencalonkan putra pertamanya sebagai putra mahkota, mengeksekusi ibu kandungnya, dan meminta Feng untuk membesarkan dan mengasuh anak laki-laki ini.

Feng memperlakukan putra mahkota dengan baik dan hidup bahagia bersama suaminya. Namun sayang, suaminya pergi di usia muda.

Feng berduka ketika orang-orang membakar barang-barang mendiang kaisar dan segera bergegas ke dalam api. Dia segera diselamatkan.

Setelah perilaku bunuh diri dan kesedihan selama berbulan-bulan, Feng menjadi janda permaisuri yang tenang dan dewasa.

Janda Permaisuri Feng sebagai Politisi Luar Biasa

Pada saat itu, putra mahkota Tuoba Hong (454—476), dihormati sebagai Kaisar Xianwen dari Wei Utara, naik takhta. Namun, dia baru berusia 11 tahun, dan Janda Permaisuri Feng baru berusia 23 tahun.

Oleh karena itu, seorang jenderal yang kuat, yang juga bupati, memberontak. Janda Permaisuri Feng, dalam beberapa bulan berikutnya, menemukan sekutu yang sempurna dan mengalahkan pemberontak ini dengan telak.