Penulis buku yang tidak dikenal itu menggambarkan kegembiraan kehidupan istana. Beberapa gungnyeo menjalin persahabatan dan bersenang-senang sambil bernyanyi dan menari. Meski memiliki banyak teman, gungnyeo hidup terpisah dari keluarganya. Untuk keluar dari istana dan bertemu keluarga, mereka harus mendapatkan izin. Itu pun hanya bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Wanita yang sudah menikah tidak bisa bekerja di istana. Seorang gungnyeo biasanya dibawa masuk ke istana sejak ia berusia pra-remaja dan tinggal di istana selama sisa hidupnya. Gungnyeo melakukan semua pekerjaan rumah tangga di istana seperti memasak, bersih-bersih, dan melayani raja atau ratu. Gaya rambut dan kebiasaan Gungnyeo berbeda sesuai dengan posisi mereka.
Namun mereka diizinkan untuk menikmati sedikit kekayaan dan kemewahan istana. Para wanita juga mahir menghibur diri mereka sendiri, jadi hidup mereka pasti tidak semuanya buruk. Kadang-kadang, gungnyeo mengadakan pesta untuk mereka untuk menghibur satu sama lain.
Dalam kasus ekstrim, gungnyeo terlihat memasuki paviliun tepi sungai dan rumah peristirahatan para pedagang. Gungnyeo diketahui suka menghibur diri dan menikmati akses ke rumah musim panas milik saudagar kaya. Selain mengetahui bagaimana cara bersenang-senang, mereka memiliki otoritas tingkat tinggi.
Beberapa sarjana menyimpulkan bahwa gungnyeo tidak diperbolehkan istirahat. Namun catatan di Gungnyeosa menunjukkan bahwa mereka diberikan setidaknya satu kali kunjungan dalam setahun ke luar tembok istana. Kita dapat berasumsi bahwa tergantung pada tahun atau raja, gungnyeo diizinkan cuti dalam beberapa kasus, tapi tidak semua.
Gungnyeo terkurung di istana sampai kematian mereka, tidak pernah diizinkan untuk menikah atau bersatu dengan orang yang mereka cintai. Tetapi gungnyeo berhasil menciptakan kehidupan yang relatif makmur dan stabil dalam komunitas mereka.
Semua gungnyeo adalah milik raja. Mereka tidak bisa jatuh cinta dengan pria lain. Gungnyeo tidak bisa membayangkan jatuh cinta dengan orang lain kecuali raja. Ketika raja menemukan skandal cinta gungnyeo, dayang itu langsung dipenggal. Jika gungnyeo hamil, dia akan dipenggal segera setelah dia melahirkan bayinya dan bayinya akan dijadikan budak.
Gungnyeo diyakini tinggal di istana sampai mereka meninggal. Para gungnyeo dapat meninggalkan istana dalam tiga keadaan. Itu adalah ketika mereka terlalu tua atau terlalu sakit untuk melakukan pekerjaan mereka, ada masalah besar seperti perang, dan melakukan kejahatan. Bahkan jika gungnyeo tinggal di luar istana, mereka tidak dapat menikah karena dianggap sebagai milik raja.
Gungnyeo, pengamat kunci yang dekat dengan kekuasaan istana
Hanjungnok menawarkan gambaran sekilas tentang otoritas dan pengaruh yang dinikmati oleh gungnyeo secara umum. Contohnya sanggung, gungnyeo berpangkat lebih tinggi. Choi adalah seorang sanggung yang tidak bisa dianggap enteng. Pasalnya dia memiliki pemahaman yang kuat dan menyeluruh tentang sejarah keluarga kerajaan dan etiket istana.
Baca Juga: Alasan Wanita di Dinasti Joseon Menutupi Wajah saat Berada di Luar