Dunia Hewan: Neuroptera, Keanekaragaman Serangga Periode Kapur

By Wawan Setiawan, Minggu, 30 April 2023 | 11:22 WIB
Di dunia hewan, banyak larva larva lacewing memiliki pelengkap dan mulut yang sangat memanjang. (Joachim Haug)

Nationalgeographic.co.id - Tim peneliti dunia hewan dari Ludwig-Maximilians-Universität München (LMU) telah mempelajari keanekaragaman hayati larva dari ordo serangga neuroptera selama 100 juta tahun terakhir.

Aktivitas manusia saat ini mendorong hilangnya keanekaragaman alam yang digambarkan oleh beberapa ahli sebagai peristiwa kepunahan massal keenam dalam sejarah Bumi.

Penurunan serangga sangat mengkhawatirkan: Serangga bukan hanya kelompok makhluk yang sangat beragam di dalam dan di luar diri mereka sendiri, tetapi mereka juga sangat penting secara ekologis dan ekonomi.

Sejauh mana serangga menghilang hanya dapat digambarkan sebagai situasi yang luar biasa. Untuk lebih memahami proses yang mendasarinya, ada baiknya mempelajari peristiwa kepunahan di masa lalu. Mengapa? Karena di masa lalu juga, beberapa kelompok serangga telah menjadi hal penting dan beragam sementara yang lain telah dilewati dan dipaksa mundur ke beberapa relung yang tersisa.

Poin terakhir tampaknya menjadi kasus neuroptera, yang perwakilan modernnya termasuk lacewings dan antlions.

Ordo Neuroptera, salah satu dari kelompok serangga yang biasa disebut sayap renda karena pola pembuluh darah yang kompleks di sayap, membuat mereka tampak berenda. Dalam arti sempit, ordo Neuroptera hanya mencakup sayap renda.

Contoh bagian mulut pada larva sayap renda yang masih ada (kiri) dan fosil (kanan). (LMU / Joachim Haug)

Namun, dua kelompok serangga lain yang berkerabat dekat sering dimasukkan dalam skema klasifikasi sebagai neuropteran. Ini adalah lalat ular (Raphidiodea), disebut demikian karena bentuk tubuhnya, dan lalat dobson dan alderflies (Megaloptera). Ketiga ordo tersebut mungkin telah berevolusi dari batang leluhur mecopteran (lalat kalajengking) awal, sebelum cabang Trichoptera–Lepidoptera.

Serangga karnivora dengan berbagai struktur dan kebiasaan, baik anggota air tawar maupun terestrial dari tiga ordo, tersebar luas kecuali lalat ular (yang terbatas di Belahan Bumi Utara).

Ada lebih dari 500 spesies alderflies dan dobsonflies, 80 spesies snakefly, dan 4.000 spesies lacewings.

Para peneliti telah lama menduga bahwa kepentingan kelompok serangga ini cenderung menurun sejak zaman prasejarah. Sampai sekarang, bagaimanapun, belum ada validasi kuantitatif dari hipotesis ini.

Sekarang, tim yang bekerja dengan ahli biologi LMU Profesor Carolin Haug dan Profesor Joachim Haug telah menerbitkan sebuah studi di jurnal Scientific Reports pada 14 April dengan tajuk “Quantitative analysis of lacewing larvae over more than 100 million years reveals a complex pattern of loss of morphological diversity.”