Pada tahun 1900, dua musafir Eropa, Rogan dan Sharpe menulis, “Di sebagian besar Afrika, gajah sekarang adalah sesuatu dari masa lalu, dan tingkat kepunahan mereka sangat mengerikan.”
Tampaknya pendapat mereka sedikit berlebihan, tetapi tidak sepenuhnya salah. Di sebagian besar Afrika, terutama Savanna, populasi gajah benar-benar musnah.
Tingkat keserakahan dan kepicikan manusia sangat mencengangkan. Di seluruh Afrika, ketika jumlahnya anjlok, perdagangan terus berlanjut.
Larangan perburuan gajah
Akhirnya, kekuatan yang ada mulai memberi perhatian serius. Upaya regulasi pertama dilakukan oleh Afrika pada tahun 1822 tetapi sebagian besar gagal.
Pada tahun 1896 Afrika Timur Jerman mencoba menghentikan perburuan gajah yang belum dewasa. Ini dilakukan dengan cara melarang membawa gading yang beratnya kurang dari 6,4 kilogram.
Setahun kemudian Uganda dan Protektorat Afrika Timur mengikutinya. Keduanya melarang gading di bawah 4,6 kilogram dan melarang pembunuhan gajah betina.
Pada 1900 beberapa koloni Afrika mengeluarkan undang-undang yang membatasi perburuan gajah dalam skala besar. Saat itu, perdagangan budak mulai runtuh dan harga gading jatuh. Sementara itu hanya ada sedikit permintaan gading selama Perang Dunia Pertama dan Kedua. Maka, populasi gajah perlahan mulai pulih.
Saat merdeka selama tahun 1960-an, sebagian besar negara Afrika memberlakukan undang-undang undang-undang yang lebih ketat. Perburuan hewan besar dilarang sepenuhnya atau dilindungi dengan lisensi yang mahal.
Baca Juga: Dunia Hewan: Gajah Hidup Lebih Bernilai Berkali Lipat Ketimbang Mati
Baca Juga: Arkeolog Menemukan Gading Gajah yang Telah Punah Berusia 500.000 Tahun
Baca Juga: Evolusi pada Gajah Afrika Bantu Kurangi Perburuan Gading Gajah
Baca Juga: Menyedihkan, Setiap 25 Menit Satu Gajah di Afrika Mati Dibunuh
Namun tampaknya manusia tidak pernah belajar dari pengalaman. Karena populasi gajah perlahan pulih, pembatasan perdagangan gading perlahan-lahan dibatalkan.
Antara tahun 1990 dan 2000 gajah di Botswana, Afrika Selatan, Zimbabwe dan Namibia sekali lagi dibuka untuk perdagangan gading.
Petani lokal berpendapat bahwa pengendalian populasi gajah diperlukan jika tanaman mereka ingin bertahan hidup. Tetapi yang lain berpendapat bahwa perdagangan gading hanya mendorong perburuan liar. Selama ada perdagangan gading dalam bentuk apapun, populasi gajah dalam bahaya.
Sepanjang sejarah, perdagangan gading mengalami pasang surut seiring dengan jumlah gajah. Setiap kali populasi bangkit kembali, para pemburu dan pedagang gading pun kembali mendekat.
Yang menjadi ketakutan terbesar adalah suatu hari populasi gajah tidak akan bangkit kembali dan manusia akan memusnahkan spesies lain.