Profesi Menjanjikan Wanita Kekaisaran Korea Masa Dinasti Joseon

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Selasa, 9 Mei 2023 | 15:50 WIB
Demi menaikan stratifikasi sosial masyarakat, wanita masa Kekaisaran Korea Dinasti Joseon mencari pekerjaan layak. (NeoPhoto)

Nationalgeographic.co.id—Pada masa Kekaisaran Korea Dinasti Joseon atau disebut juga Choson, masyarakat  golongan aristrokat memegang kekuatan yang luar biasa. Jisoo Kim menjabarkan dalam disertasi publikasi Universitas Columbia berjudul Voices Heard: Women's Right to Petition in Late Choson Korea bahwa lapisan masyarakat Dinasti Joseon memiliki sistem status turun menurun dari elit bangsawan, kelas menengah, hingga lapisan masyarakat yang dianggap paling rendah.

Gari Ledyard, menjelaskan sebutan yangban sebagai lapisan masyarakat kelas atas dengan latar belakang keluarga, pendidikan, dan gaya hidup Konfusius.

Dalam sistem status, ada kelompok kecil yang dikenal golongan kelas menengah disebut chungin. Sebagian besar mereka adalah fungsionaris dan memiliki keahlian teknis khusus pada masa Kekaisaran Korea Dinasti Joseon.

Peran mereka adalah pejabat teknis dan administrasi yang mendukung struktur pemerintahan.

Golongan kelas sangmin adalah golongan kelas masyarakat kebanyakan yang bekerja sebagai petani, nelayan, dan pedagang. Sementara chonmin adalah sebutan untuk rakyat kelas paling bawah, sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai budak.

Pada penelitian berjudul Women's Life During Choson Dynasty, Han Hee-sook menyatakan “Peran perempuan di dalam masyarakat sangat dipengaruhi upaya kelas yangban untuk membangun tatanan keluarga yang patriakal dan berbasis Konfusianisme. Misalnya wanita harus tetap suci sebelum menikah dan dilarang menikah lagi setelah suami mereka meninggal”.

Pada masa Kekaisaran Korea Dinasti Joseon, strata sosial wanita pun diatur berdasarkan kelas sosial, profesi pekerjaan mereka, termasuk pendidikan yang diterima oleh wanita.

Uinyeo adalah sebutan wanita yang dilatih untuk menjadi profesional medis tenaga kesehatan baik sebagai dokter wanita atau perawat. Pendirian pelatihan Uinyeo diinisiasi oleh pejabat pemerintah bernama Heo Do, kepala pusat pelayanan kesehatan masyarakat Jesaengwon pada zaman Kekaisaran Korea Dinasti Joseon.

Dikutip dari International Journal of Korean History, Heo Do mengatakan pada Raja Taejo (1406) "Kita perlu melatih tenaga kesehatan wanita untuk merawat pasien wanita. Banyak pasien wanita tidak mendapat pertolongan karena menolak pengobatan dari dokter pria".

Pada masa Kekaisaran Korea Dinasti Joseon bagi dokter laki-laki mengobati wanita yang sakit, aturan Konfusianisme sangat ketat membatasi hubungan pergaulan pria dan wanita pada masa Kekaisaran Korea Dinasti Joseon.

Menjadi tugas Jesaengwon sebagai institusi pemerintah yang melakukan seleksi penerimaan pelatihan Uinyeo. Gadis usia diatas 10 tahun yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata menjadi syarat seleksi. Peserta pelatihan Uinyeo menjalani kehidupan yang keras. Mereka harus tekun belajar setiap harinya dan juga ditugaskan merawat pasien. Pola Pendidikan yang diterapkan ini membuat  mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan medis yang tinggi.

Pelatihan mereka ketat dan bekerja selama delapan sampai dua puluh empat jam. Siswa yang berprestasi menerima uang saku bulanan. Bagi mereka yang gagal mengembangkan keterampilan medis akan dikirim kembali ketempat asalnya dan akan diganti dengan peserta pelatihan baru.