Nationalgeographic.co.id—Sebelum kejatuhannya di tangan Spanyol, Inca adalah kekaisaran besar di Amerika Selatan selama abad ke-15 dan ke-16. Pada masa puncak kejayaannya, mereka berkuasa di sepanjang pantai Pasifik Amerika Selatan, membentang dari Ekuador sampai ke Cili.
Kekaisaran Inca punya empat wilayah, seperti provinsi yang dipakai dalam administrasi Indonesia. Cusco atau Qosqo adalah ibukotanya, terletak di pusat kekaisaran di mana pebatasan empat provnisi bertemu. Nama Qosqo sendiri memang secara harfiah berarti pusat kekaisaran.
Pembagian empat provinsi ini identik dengan kepercayaan masyarakat Inca. Dalam tradisi lisan Kekaisaran Inca, dewa tertinggi mereka, Viracocha, mengirim empat putra dan empat putrinya untuk mendirikan pemukiman.
Salah satunya adalah pasangan Manco Capac dan Mama Ocllo. Mereka memiliki putra bernama Sinchi Roca yang kemudian dibawa ke Lembah Cusco yang kini berada di tenggara Peru. Manco Capac menjadi penguasa pertamanya.
Namun, menurut kepercayaan lain di Inca mengatakan bahwa Manco Capac lahir di Tamputoco (salah satu daerah di Peru hari ini). Kota kelahirannya adalah tempat bagi banyak orang yang mengungsi akibat invasi suku Aymaran yang hari ini tinggal di Bolivia, Peru, dan Cili.
Ayah dari Manco Capac adalah Apu Tambo. Ia bersama penduduk dan keluarganya, hidup sebagai suku nomaden.
Ketika menjadi pemimpin Inca, Manco Capac dan Mama Ocllo diperintahkan Inti (dewa matahari Inca) untuk berpindah ke Danau Titicaca. Di sanalah Cusco harus didirikan, dan menjadi nenek moyang para penguasa Kekaisaran Inca.
Sejarawan lebih percaya bahwa Kekaisaran Inca memang berasal dari Lembah Cusco. Awalnya, Inca hanyalah suku kecil di sana yang sudah menetap pada abad ke-12.
Banyak negara-kota kecil yang dirikan, lalu memperluas wilayahnya selama abad ke-14. Diperkirakan perluasan ini dilakukan oleh kekuasan Mayta Capac, kaisar keempat Inca. Perluasan pada abad ke-14 ini belum membuat Inca sebagai kekaisaran. Mayta Capac menyerang desa-desa sekitar Lembah Cusco, dan menarik upeti.
Pengaruh Inca kemudian mencapai luar Lembah Cusco pada kaisar berikutnya, Capac Yupanqui. Pada kaisar-kaisar berikutnya seperti Viracocha (kaisar kedelapan), Inca berhasil menundukkan etnis Ayarmamaca.
Viracocha pun meletakkan pasukannya secara permanen di tempat pemukiman perkampungan, desa, atau daerah yang berhasil ditaklukkannya. Inilah yang membuat kekuasaan Inca bisa bertahan. Perlahan-lahan, Inca pun telah berubah menjadi kekaisaran yang besar pada abad ke-15.
Yang membuat Inca menjadi kekaisaran agung adalah Pachacuti, kaisar kesembilan. Namanya secara harfiah berarti "Penggoncang dunia" atau "Pengubah dunia". Dia memimpin Kekaisaran Inca pada 1438.