Metode dialog dan debat Socrates sangat mengesankan Platon sehingga dia segera menjadi rekan dekat dan mengabdikan hidupnya untuk pertanyaan tentang kebajikan dan pembentukan karakter yang mulia.
Peristiwa penting lainnya adalah Perang Peloponnesia antara Athena dan Sparta, di mana Plato bertugas untuk waktu yang singkat antara 409 dan 404 SM.
Kekalahan Athena mengakhiri demokrasinya, yang digantikan oleh Spartan dengan oligarki. Dua kerabat Plato, Charmides dan Critias, adalah tokoh terkemuka dalam pemerintahan baru. Mereka merupakan bagian dari Tiga Puluh Tiran terkenal yang aturan singkatnya sangat mengurangi hak warga negara Athena.
Setelah oligarki digulingkan dan demokrasi dipulihkan, Plato secara singkat mempertimbangkan untuk berkarier di bidang politik, tetapi Socrates dieksekusi pada tahun 399 SM. Hal ini membuatnya sedih.
Setelah kematian Socrates, Plato melakukan perjalanan selama 12 tahun ke seluruh wilayah Mediterania, belajar matematika dengan Pythagoras di Italia, dan geometri, geologi, astronomi, dan agama di Mesir. Tampaknya, perjalanan ini turut membentuk sejarah pemikiran Plato.
Selama perjalanannya itu, dia memulai tulisannya yang ekstensif. Ada beberapa perdebatan di antara para sarjana tentang urutan tulisan-tulisan ini, tetapi sebagian besar percaya bahwa tulisan-tulisan itu terbagi dalam tiga periode yang berbeda.
Periode awal, tengah dan akhir: sejarah pemikiran Plato
Periode pertama, atau awal, terjadi selama perjalanan Plato (399-387 SM). The Apology of Socrates tampaknya ditulis tak lama setelah kematian Socrates.
Teks lain dalam periode ini termasuk Protagoras, Euthyphro, Hippias Major and Minor dan Ion. Dalam dialog-dialog tersebut, Plato berusaha menyampaikan filosofi dan ajaran Socrates.
Pada periode kedua, atau pertengahan, Plato menulis dengan suaranya sendiri tentang cita-cita utama keadilan, keberanian, kebijaksanaan, dan moderasi individu dan masyarakat. Republik ditulis selama ini dengan eksplorasi pemerintahan yang adil yang diperintah oleh raja-raja filsuf.
Pada periode ketiga, atau akhir, Socrates diturunkan ke peran kecil dan Plato melihat lebih dekat pada gagasan metafisik awalnya sendiri.
Dia mengeksplorasi peran seni, termasuk tari, musik, drama dan arsitektur, serta etika dan moralitas. Dalam tulisannya tentang Teori Bentuk, Plato menyatakan dunia ide adalah satu-satunya yang konstan dan dunia yang dirasakan melalui indera kita menipu dan dapat diubah.