Vlad si Drakula, Sejarah Penguasa Paling Sadis dari Rumania Selatan

By Galih Pranata, Senin, 22 Mei 2023 | 07:00 WIB
Vlad dan adiknya didik oleh Sultan Murad II, tapi kemudian menjadi pembenci Kekaisaran Ottoman. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Vlad III adalah penguasa abad pertengahan Wallachia, wilayah yang sekarang menjadi Rumania selatan. Ia lahir sekitar tahun 1430 di Transylvania, putra dari Vlad II, seorang bangsawan yang diasingkan.

Dalam sejarah penguasa, ia lebih dikenal sebagai Vlad the Impaler atau yang lebih terdengar mengerikan, Vlad si Drakula. Ia menakuti orang-orang sezamannya, dan masih membuat merinding hingga hari ini.

Julukan Drakula merujuk pada "anak Dracul". Dracul berasal dari bahasa Latin dari kata draco, atau naga, setelah ayahnya dilantik ke dalam Ordo Naga. Istilah yang diciptakan oleh Kaisar Romawi Suci Sigismund untuk menggalang orang Kristen melawan Turki Ottoman.

Julukan Vlad lainnya, Impaler, dia dapatkan dari hukuman pilihannya. Drakula kehidupan nyata tidak menghisap darah orang. Sebaliknya, tercatat dalam sejarah bahwa ia kerap menggunakan pasak tajam yang ditusukkan lewat dubur korbannya.

Sejarah penguasa mencatat bahwa Vlad II, ayah Vlad si Drakula, merebut tahta Wallachia pada tahun 1436, tetapi ditendang Romawi beberapa tahun kemudian. Itulah yang membuatnya memilih berpindah pihak, dan bersekutu dengan Sultan Ottoman.

Untuk menunjukkan kesetiaan Vlad II kepada Ottoman, dia mengirim dua putranya, Vlad III dan saudaranya Radu, ke istana Sultan sebagai sandera. Radu akhirnya masuk Islam, tapi tidak dengan Vlad III.

"Vlad III tidak menyukai Ottoman dan membenci ayahnya karena pengkhianatannya terhadap Orde Naga," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikelnya The Biggest Jerks In Royal History, terbitan 15 Mei 2023.

Vlad II digulingkan oleh Hongaria pada tahun 1447, dan kali ini musuh-musuhnya membunuhnya. Ottoman berbaris dan menempatkan Vlad III di tahta Wallachia. Vlad III telah dilantik ketika dia masih berusia lima tahun.

"Namun, setelah menduduki tahta selama beberapa bulan, Vlad III digulingkan dari tampuk kekuasaannya," imbuhnya. Vlad III mengusung rencana untuk melawan Ottoman.

Vlad III berhasil merebut kembali tahta pada tahun 1456, kali ini dengan bantuan dari musuh Ottoman, Hongaria. Untuk merayakan keberhasilannya, ia mengundang dua ratus bangsawan dan keluarga Hongaria ke pesta Minggu Paskah tahun 1457.

Satu fakta sejarah mengungkap bahwa pada suatu saat, ia bertanya kepada tamunya (orang-orang Hongaria) berapa umur mereka. Vlad III ingin tahu siapa yang cukup tua.

Dari pertanyaan itu, ia berusaha untuk mengidentifikasi dan menduga bahwa orang-orang yang umurnya cukup tua telah turut berpartisipasi dalam penggulingan dan membunuh ayahnya pada tahun 1447.