Sejarah Era Victoria, Dari Lelang Istri sampai Pakaian Kematian

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 24 Mei 2023 | 09:00 WIB
Sejarah era Victoria menyimpan banyak hal menarik. Termasuk peraturan aneh mulai dari praktik lelang istri hingga kesedihan dianggap hal yang suci. (Historical Eve)

Nationalgeographic.co.id—Banyak aspek dalam sejarah era Victoria (1837–1901) yang sangat menarik untuk dikulik. Tahukah Anda? Mungkin bagi sebagian orang zaman modern, aturan dan kebiasaan kala itu terbilang tak biasa, bahkan bisa dibilang aneh. Berikut peraturan unik yang terjadi pada era Victoria.

Praktik Lelang Istri

Di zaman modern, melakukan lelang barang tampak tak asing. Faktanya dalam sejarah era Victoria, lelang dilakukan bukan pada barang saja melainkan seorang istri.

Dikutip Historical Eve, praktik lelang istri sering terjadi. Selama pemerintahan Raja Henry VIII, Paus tidak mengizinkan raja menceraikan istrinya, Catherine dari Aragon.

Akibatnya, hal ini menyebabkan terciptanya tatanan agama baru, Protestantisme, di mana tindakan pemisahan dihormati. Namun demikian, hak cerai tidak dimiliki oleh seluruh penduduk.

Penjualan istri muncul pada akhir abad ke-18, saat kehancuran pernikahan masih terbatas pada orang Inggris yang kaya.

Dengan demikian, orang-orang telah menemukan cara untuk menyingkirkan istri mereka melalui transaksi ilegal. Lelang diadakan di ruang publik di mana para suami akan membawa istri mereka ke tempat yang ditentukan dan berkumpul untuk dijual, dan mengikatnya dengan tali di leher, pinggang atau pergelangan tangannya, di mana dia dapat dilihat oleh pembeli.

Dalam banyak kasus, sejarah era Victoria mencatat penjualan istri bahkan dapat diiklankan di surat kabar lokal. Siapa pun yang berminat dan mampu, bisa menginginkan wanita itu—sering kali, bahkan sebelum hari lelang.

Bukan hanya itu, lelang istri biasanya dilakukan untuk kelas bawah. Hal ini karena mereka tidak mampu membayar biaya perceraian.

Seperti diketahui, perceraian hanya diizikan jika suami atau istri bisa membuktikan kekejaman atau perzinahan yang mengancam biaya. Namun jalur perceraian ini juga sangat mahal. Sehingga tak heran banyak orang yang lebih memilih untuk melelang istrinya. 

Meski dipandang negatif, namun pelelangan istri justru menguntungkan pihak wanita. Pasalnya, mereka dilinduingi dari para suami untuk tidak memperbudaknya serta kewajiban secara finansial. Penjualan istri menjadi cara yang lebih efisien bagi wanita untuk menemukan pria yang lebih baik dan tentu saja mengambil haknya.

Pakaian Mematikan

Sepanjang sejarah era Victoria, ada kemungkinan nyata bahwa pakaian bisa menyebabkan kematian. Banyak pakaian pada masa itu mengandung komponen beracun, mudah terbakar, dan berisiko tinggi, seperti kapas putih yang mengalir.

Selain itu, banyak insiden penggunaan topi, aksesori wajib untuk melengkapi tampilan Victoria yang pada saat itu dibuat dengan merkuri.

Lebih lanjut, terdapat catatan sejarah era Victoria bahwa produsen pada saat itu menggunakan pigmen beracun yang dapat menyebabkan banyak luka dan kerusakan kulit, selain mual, diare, dan sakit kepala pada penduduk. 

Yang lebih kompleks, dalam sejarah era Vicoria adalah masalah lain yang dihadapi oleh orang Victoria. Mereka memerangi kutu dan vektor parasit penyakit lainnya seperti tifus, yang biasanya ditemukan pada pakaian ganti atau ditemukan di rok wanita ketika mereka melintasi lumpur dan jalanan kotor di Inggris selama periode itu.

Kesedihan sebagai Sesuatu yang Suci 

Ketegasan dan formalitas adalah bagian dari kehidupan sejarah era Victoria, sehingga beberapa ritual dibuat pada saat itu. Rupanya, salah satu ritual menjadi terkenal adalah dengan menyelenggarakan perayaan berkabung.

Orang-orang takut akan kematian dan merasa bahwa dengan menghormati mereka yang telah meninggal mereka harus berkabung di mana saja, apapun situasinya. Oleh karena itu, beberapa aturan tentang kematian dan kesedihan dipopulerkan.

Ritual pertama adalah penggunaan pakaian dan aksesoris hitam yang tak terbantahkan. Lamanya waktu hitam dikenakan tergantung pada hubungan individu atau keluarga dengan almarhum.

Bahkan, pemakaian busana hitam bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Tidak ada pria atau wanita yang dapat berpartisipasi dalam acara sosial sampai masa berkabung selesai.

Sejarah era Vicoria juga memiliki aturan dan takhayul yang berbeda seperti ketika Anda menemukan prosesi pemakaman. Pelayat harus membelakangi peti jenazah. Hal lain yang aneh lainnya adalah kebiasaan menahan napas saat melewati kuburan.

Rumah Sakit Jiwa yang Aneh

Salah satu rumah sakit jiwa tertua di dunia adalah Bethlehem Royal, bagian dari sejarah era Victoria. Rumah sakit ini menggunakan taktik untuk memajang pasien yang, menurut institusi, dirawat dan disembuhkan. Untuk menunjukkan hal ini, mereka menerbitkan foto pasien sebelum dan sesudah memasuki klinik.

Bethlehem Royal, juga dikenal sebagai "The Bedlam Asylum" terkenal karena memiliki pengetahuan komprehensif tentang kesehatan mental dan pasien di kursi terbalik dan membiarkannya berputar selama beberapa jam. 

Foto Abadi

Dalam sejarah era Victoria, tindakan memotret orang yang sudah meninggal adalah hal biasa. Dalam upaya untuk mengabadikan citra mereka yang pergi, orang mati difoto bersama kerabat mereka yang masih hidup.

Saat foto diambil, banyak anggota keluarga berkumpul, sedangkan struktur kayu dan logam diletakkan di atas jenazah, sehingga menyerupai penampakan orang yang masih hidup.

Foto abadi diambil untuk pertama kalinya atas permintaan Ratu Victoria, yang setelah kematian suaminya, Pangeran Albert. Ratu meminta agar pria itu difoto, agar tetap menjadi kenang-kenangan untuknya.