Temuan Amfiteater Kekaisaran Romawi di Tempat Tidak Terduga di London

By Sysilia Tanhati, Selasa, 23 Mei 2023 | 16:00 WIB
Amfiteater biasanya ditemukan di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Termasuk di Londinium, wilayan Romawi di Inggris. Sekian lama dicari, amfiteater Londinium ini justru ditemukan di tempat yang tidak terduga. (Carole Raddato)

Nationalgeographic.co.id—Sama seperti masyarakat lainnya di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi, penduduk Londinium, menikmati berbagai kegiatan budaya. Londinium adalah sebuah permukiman Romawi yang didirikan sekitar tahun 43 Masehi.

Sejak akhir 1800-an, para arkeolog menemukan reruntuhan bangunan canggih dari era Kekaisaran Romawi di seluruh kota modern di Inggris. Namun penemuan amfiteater Romawi di Londinium cukup mengejutkan dan sulit untuk dipahami.

Awalnya, arkeolog hanya menemukan forum, pemandian umum, hingga basilika untuk menyembah para dewa. Lalu di mana amfiteaternya? Padahal, orang Romawi kuno sangat menyukai pertarungan gladiator yang penuh darah dan sadis itu. Lebih dari satu abad, para arkeolog gagal menemukan “jejak” amfiteater di Londinium.

Penemuan menakjubkan di tempat yang tidak terduga.

Kemudian, pada tahun 1987, arkeolog melakukan pemeriksaan mendadak untuk fondasi galeri seni baru di bawah Guildhall atau balai kota. Balai kota itu terletak di jantung distrik keuangan London, masuk ke area besar reruntuhan berusia 2.000 tahun. Fondasi itu berada sedalam 6 meter di bawah puing-puing selama berabad-abad.  

Di bawah Guildhall atau balai kota, terdapat reruntuhan amfiteater Romawi yang berusia 2.000 tahun. (Public Domain)

“Para arkeolog menyimpulkan bahwa berbagai sisa-sisa itu merupakan bagian dari satu bangunan,” tulis Sean Kingsley di laman National Geographic. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan itu adalah sisa-sisa dari amfiteater dari era Kekaisaran Romawi.

Lokasinya sangat mengejutkan. Kebanyakan amfiteater Romawi dibangun di luar tembok kota, sedangkan yang ini dibangun di dalam.

Para arkeolog melanjutkan untuk mengungkap dinding luar miring yang menyediakan tempat duduk berjenjang. Denah lantai lorong masuk selebar 7 meter tetap utuh. Bisa dibayangkan jika lorong itu pernah dilalui oleh binatang buas, gladiator, dan penjahat dalam perjalanan mereka ke arena.

Kamar-kamar kecil di kedua sisinya, dengan pintu jebakan, mungkin digunakan sebagai ruang ganti, kuil, atau kandang hewan liar. Para arkeolog juga menemukan beberapa saluran pembuangan bertepi papan kayu, yang mengarah ke ruang tempat air.

Penggalian lebih lanjut pada tahun 2000 menemukan sisa-sisa rumah jaga abad ke-13. Rumah tersebut dibangun di atas pintu masuk selatan amfiteater.

Namun, mungkin penemuan kecil dari penggalian itulah yang memberikan gambaran kehidupan sehari-hari yang paling pedih. Penghitung tulang dimainkan di papan permainan sementara penonton teater menunggu pertunjukan dimulai. Marmer hijau dan ungu dari Yunani dan Mesir menawarkan gambaran sekilas bagaimana dinding-dinding itu pernah berkilau dulunya.

Sebuah tablet kutukan ditemukan terselip di selokan kayu arena. Itu adalah selembar timah tipis yang digulung bertuliskan mantra magis berdoa agar kekuatan gelap menghancurkan lawan sang juara.

Penemuan yang benar-benar tak terduga ini mengakhiri puluhan tahun dugaan di mana amfiteater London Romawi mungkin ada. Reruntuhan bawah tanah bertahan. Kayu dan elemen lain yang mudah rusak pun masih terawetkan hingga kini.

Bangunan megah yang mengesankan

Arena itu mulai hidup sekitar tahun 74 Masehi di bukit barat London, dekat aliran Walbrook dan benteng Romawi di Cripplegate. Arena pertama, mungkin ditugaskan oleh Gubernur Q. Petillius Cerialis, adalah bangunan kayu sederhana. Sekitar tahun 125 Masehi, bangunan tersebut ditingkatkan dengan batu bata dan batu bata Kentish, dengan pintu masuk berubin.

Amfiteater Londinium dibangun untuk menciptakan kesan mendalam. Amfiteater ini berukuran panjang sekitar 100 meter dan lebar 85 meter. Tentu saja, bangunan ini lebih besar dari rata-rata arena di provinsi Romawi barat. Sebagai perbandingan, Colosseum Roma berukuran 188 meter kali 156 meter.

Dinding arena menjulang setinggi 26 meter, di atasnya ditambahkan deretan tempat duduk kayu. Hingga 6.000 penonton memenuhi kursinya, menangis dan meraung mendengar pidato politisi.

Suatu malam di amfiteater menghadirkan berbagai hiburan. Politisi menghormati dewa dan kaisar. Pertarungan dan perburuan hewan dilakukan kembali dengan babi hutan, banteng, dan beruang cokelat. Pertarungan gladiator, kontes atletik, akrobat, gulat, tinju, dan balapan adalah hal-hal penting yang sangat disukai oleh orang Romawi.

Pameran amfiteater menampilkan reruntuhan dinding dan pilihan temuan yang digali. Pencahayaan laser hijau dan cat bercahaya menunjukkan bagaimana bentuk amfiteater selama zaman Romawi. (Philafrenzy)

Hanya lima amfiteater Inggris yang dibangun di dekat sebuah benteng, begitu pula amfiteater Romawi di London. Semua amfiteater itu biasanya digunakan untuk upacara dan acara militer.

Tapi amfiteater menawarkan lebih dari sekadar hiburan murni. Ini adalah alat politik. Penyair Romawi kuno Juvenal menuturkan bahwa “roti dan sirkus” adalah dua pilar kekaisaran yang membuat massa Kekaisaran Romawi senang. Memberi orang makanan dan hiburan, maka rakyat tidak akan fokus pada masalah politik dan masyarakat. Mereka bahkan tidak akan memberontak jika perut kenyang dan mendapatkan hiburan.

Akhir dari era Kekaisaran Romawi di London

Amfiteater Londinium digunakan hingga sekitar tahun 360 Masehi. Setelah bangsa Romawi kuno pergi saat Kekaisaran Romawi runtuh, situs ini terbengkalai selama ratusan tahun. London menjadi kota hantu, lampunya gelap sampai Raja Alfred the Great berbaris ke kota pada akhir abad ke-9. Raja Alfred menghidupkan kembali peradaban, menurut catatan sejarah. Sedikit demi sedikit, orang mencuri beberapa batu arena untuk proyek pembangunan lainnya.

Pada Abad Pertengahan, rumah kayu dibangun di atas lokasi tersebut, diikuti oleh London Guildhall pertama pada abad ke-12. Guildhall digunakan sebagai pusat kehidupan kota selama berabad-abad, menyelenggarakan jamuan makan, upacara formal, dan acara lainnya. Tidak diragukan lagi, lokasinya didasarkan pada lokasi amfiteater Romawi kuno. Struktur saat ini, selesai pada tahun 1440, tetap menjadi pusat administrasi dan seremonial Kota London.

Nasib amfiteater Romawi kini

Setelah pekerjaan konservasi amfiteater dilakukan dengan hati-hati, Galeri Seni Guildhall dibuka secara resmi pada tahun 1999 di tingkat bawah Guildhall. Sisa-sisa amfiteater dibuka pada tahun 2002 di lingkungan terkendali di ruang bawah tanah.

Pameran amfiteater menampilkan reruntuhan dinding dan pilihan temuan yang digali. Pencahayaan laser hijau dan cat bercahaya menunjukkan bagaimana bentuk amfiteater selama zaman Romawi. Meskipun tidak sebesar Colosseum Roma, amfiteater Londinium memberikan petunjuk tentang tontonan kuno 1.600 tahun yang lalu. Saat itu, hewan dan pemain di arena dan massa Romawi Londinium pun bersorak-sorai menyambut semua itu.