Perubahan Iklim, Salju Mencair Lebih Awal dan Mengancam Pasokan Air

By Ricky Jenihansen, Selasa, 23 Mei 2023 | 15:00 WIB
Perubahan iklim menyebabkan salju di pegunungan AS bagian barat dan Kanada mencair lebih awal. (Earth)

Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru dari University of Colorado Boulder menemukan, bahwa akibat perubahan iklim, salju di pegunungan AS bagian barat dan Kanada mencair lebih awal. Pencairan tersebut kemudian mengarah ke tumpukan salju yang lebih tipis.

Dari penelitian tersebut, mereka dapat memperkirakan bahwa pencairan mungkin dapat berdampak pada pertanian, risiko kebakaran hutan dan pasokan air kota pada musim panas.

Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan di Nature Communications Earth & Environment. Makalah tersebut dipublikasikan dengan judul "Recent decreases in snow water storage in western North America" dan merupakan jurnal akses terbuka.

Studi tersebut mendokumentasikan lebih dari 60 tahun perubahan dalam penyimpanan air paket salju di seluruh Amerika Utara bagian Barat.

Mereka menemukan, bahwa dari tahun 1950 hingga 2013, akibat perubahan iklim, penyimpanan air salju telah menurun secara signifikan di lebih dari 25% Pegunungan Barat, sebagian karena lebih banyak salju yang mencair selama musim dingin dan musim semi, mengikis batas musim ini.

“Rata-rata dan di setiap daerah pegunungan yang kami amati, pencairan salju terjadi lebih dekat dengan waktu ketika salju turun,” kata Kate Hale, penulis utama studi dan lulusan geografi tahun 2022.

“Waktu ketersediaan air bergeser lebih awal di musim semi, dengan lebih sedikit salju yang mencair dan ketersediaan air di akhir musim panas, menunjukkan bahwa akan ada kelangkaan air di akhir tahun.”

Pengaturan waktu adalah segalanya

AS Barat dan Kanada bergantung pada salju untuk sebagian besar air mereka. Pegunungan Rocky, Sierra Nevada, dan pegunungan lainnya telah lama berfungsi sebagai, pada dasarnya, menara air untuk wilayah tersebut.

Wilayah tersebut menyimpan salju sepanjang musim dingin, yang kemudian mencair dan tersedia sebagai air di musim semi dan musim panas, saat permintaan paling tinggi.

Setiap tahun pada tanggal 1 April, pengelola air negara bagian dan regional menggunakan metrik yang dikenal sebagai snow water equivalent (SWE), berapa banyak air yang akan diproduksi ketika sejumlah salju mencair.

Tujuannya, untuk memprediksi dan merencanakan sumber daya air tahun itu, kata Hale, sekarang seorang peneliti postdoctoral di University of Vermont.