Singkap Fakta Odin, Ayah Thor dan Dewa Perang dalam Mitologi Nordik

By Sysilia Tanhati, Kamis, 25 Mei 2023 | 15:00 WIB
Odin adalah bapak para dewa dalam mitologi Nordik. Ia juga ayah Thor dan dewa perang. (Ludwig Pietsch )

Nationalgeographic.co.id—Sama seperti Yunani, mitologi Nordik pun memiliki dewa utama. Ia adalah Odin. Kerap digambarkan sebagai orang tua bermata satu yang bijak, Odin memiliki karakteristik paling beragam dari semua dewa. Ia dikenal sebagai dewa perang, dewa puisi, dewa orang mati, bahkan dewa sihir.

Siapa Odin?

Odin adalah karakter asli dalam mitologi Nordik meski peran Odin sebagai bapak para dewa lebih merupakan tema sastra dari berbagai sumber. Puisi Skaldik dari era Viking menyebut Baldr, Thor, dan Vali sebagai putra Odin.

Odin menikah dengan Frigg tapi anak-anaknya berasal dari ibu yang berbeda. Odin muncul dalam banyak cerita sebagai seorang wanita, bahkan membual tentang perselingkuhannya. “Ini mengingatkan kita pada Zeus dari mitologi Yunani,” tulis Emma Groeneveld di laman World History Encyclopedia.

Fungsi Odin yang utama adalah sebagai dewa perang dalam mitologi Nordik. Terlepas dari penampilannya yang beruban dan tua, dia tidak pernah benar-benar digambarkan sebagai seorang pejuang. Namun, Odin dipanggil ketika perang sedang dipersiapkan untuk membagikan nasihat dan hadiah-hadiah khusus. Dalam sumber-sumber Jermanik, Odin-lah yang memutuskan apakah pertempuran akan menang atau berakhir dengan cara yang kurang menguntungkan.

Odin memiliki Valkyrie, wanita prajurit supernatural. Mereka membawa tubuh para pejuang yang terbunuh dalam pertempuran ke surga prajurit Valhalla. Para pejuang ini dikenal sebagai Einherjar dan menjadi pasukan penyerang Odin. Mereka melawan kekuatan yang mengganggu Dunia Bawah selama Ragnarök.

Odin dapat dikenali dari topi dan jubahnya, janggut panjang, dan bermata satu. Tombaknya Gungnir adalah salah satu atribut utamanya dan tampaknya telah hadir dalam kepercayaan zaman Viking. (Ólafur Brynjúlfsson)

Karena itu, hubungan Odin dengan perang mengalir secara alami ke dalam hubungan dengan orang mati. Ia diilustrasikan sebagai pemimpin Perburuan Liar, sebuah kultus Jermanik kuno. Kultus ini berpusat di sekitar mitos tentara orang mati yang menunggangi badai.

Dalam mitologi Nordik, Odin juga dipandang sebagai dewa puisi melalui pengetahuannya tentang rune dan sihir. Ia dianggap paling terampil dan berpengetahuan dari semua dewa dalam hal keterampilan ini. Odin terutama menggunakan sihir untuk melihat sekilas masa depan.

Ramalan semacam ini sangat cocok dengan peran Odin sebagai penasihat dan akan sangat menarik bagi para penguasa Zaman Viking. Sifat sihir Odin juga sering menyebabkan dia dipandang sebagai dukun. Ini adalah aspek yang mendukung fungsinya sebagai dewa penyembuhan.

Penampilan Odin dalam mitologi Nordik

Odin dapat dikenali dari topi dan jubahnya, janggut panjang, dan bermata satu. Tombaknya Gungnir adalah salah satu atribut utamanya dan tampaknya telah hadir dalam kepercayaan zaman Viking.

Beberapa atribut lainnya adalah cincin Draupnir, yang menetes membentuk delapan cincin baru setiap sembilan malam. Juga kuda Sleipnir, yang disebutkan sejak awal dalam literatur Nordik Kuno.

Odin juga memiliki dua burung gagak, Huginn (pemikiran) dan Muninn (kebijaksanaan). Keduanya adalah elemen mitos yang sangat tua, dibuktikan dengan kemunculannya pada ornamen dan batu rune sebelum tahun 800 Masehi.

Burung gagak itu terbang mengelilingi dunia untuk mengumpulkan berita. Dan ketika kembali, mereka duduk di bahu Odin dan membisikkan kabar mereka ke telinganya. Karena Odin ini juga dikenal sebagai dewa gagak dalam mitologi Nordik.

Kultus Odin

Kepercayaan pada Odin begitu tersebar luas di seluruh wilayah Jerman pada periode pra-Kristen. Sejak Zaman Perunggu, pahatan batu Swedia menggambarkan sosok dewa yang memegang tombak. Ini mungkin terkait dengan Odin. Setidaknya pada 500 Masehi Odin dengan jelas muncul di berbagai ornamen bersama burung dan prajurit.

Batu bergambar Zaman Viking melanjutkan tren ini dan antara lain menggambarkan sang dewa sedang menunggang kuda ke Valhalla.

Meski dianggap sebagai bapak para dewa di dalam mitologi Nordik, pemuja Odin tidak terlalu banyak. Ini terbukti dari kultus Odin cukup jarang. Tempat-tempat yang dinamai Odin—indikator praktik dan popularitas kultus yang layak—sama sekali tidak ada di Islandia. “Bahkan sangat jarang di selatan Norwegia, meskipun muncul di sana-sini di selatan Swedia dan di Denmark,” tambah Groeneveld.

Sebaliknya, Thor mencuri semua pusat perhatian dan jauh lebih terlihat dalam konteks pemujaan daripada ayahnya. Namun Odin dihormati dalam konteks tertentu dan oleh individu tertentu. Kebanyakan dari mereka adalah para penyair, pejuang, kepala suku, dan raja.

Pengurbanan manusia yang mengerikan, misalnya, cenderung didedikasikan khusus untuk Odin. Dalam kepercayaan zaman Viking, Odin disembah bersama dengan Thor dan Freyr. Ini secara visual dijabarkan di kuil pagan besar Uppsala Tua di Swedia.

Pada 1070 Adam dari Bremen menulis tentang kunjungannya ke tempat ini. Katanya, patung Thor berdiri menonjol di tengah aula, dengan Odin dan Freyr di samping. Ada pengurbanan dilakukan untuk Thor jika terjadi kelaparan, Odin di masa perang, dan Freyr untuk kegiatan yang berhubungan dengan pernikahan.

Ia mungkin tidak sepopuler Thor, namun Odin termasuk dewa utama dalam mitologi Nordik.