Kisah Leto, Ibu si Kembar Apollo dan Artemis dalam Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Selasa, 30 Mei 2023 | 11:00 WIB
Dalam mitologi Yunani, Leto merupakan salah satu Titan. Bersama Zeus, ia memiliki putra putri kembar, Apollo dan Artemis. (William Henry Rinehart)

Nationalgeographic.co.id—Leto adalah Titan dan ibu dari Dewa Apollo serta Artemis dalam mitologi Yunani. Anak kembar Leto merupakan buah dari hubungan asmaranya dengan Zeus. Dikisahkan, untuk menghindari kemarahan Hera, Leto terpaksa melahirkan di pulau Delos yang terpencil dan tandus.

Tidak terlibat dalam banyak hal lain dalam mitos, sang dewi memiliki beberapa tempat suci yang didedikasikan untuknya. Salah satunya adalah Letoon di Xanthos di selatan Turki saat ini.

Leto juga kerap muncul dalam seni Yunani, terutama adegan yang menunjukkan dia bersama anak-anaknya yang terkenal. Bagi orang Romawi, ibu Artemis dan Apollo ini dikenal sebagai Latona.

Kelahiran Apollo dan Artemis

Leto adalah putri dari Coeus dan Phoebe. Bersama Zeus, Leto memiliki putra putri kembar, Apollo dan Artemis. Apollo dan Artemis menjadi dewa dewi penting dalam mitologi Yunani maupun Romawi.

Raja dewa Olympus, Zeus, mengubah dirinya dan Leto menjadi burung puyuh sebelum mereka berpasangan. Leto melahirkan keturunannya di Pulau Delos.

Zeus dikenal memiliki banyak pasangan dan ini membuat istri utamanya, Hera, murka dan cemburu. Leto pun menjadi sasaran kemarahan sang dewi.

Untuk melarikan diri dari murka Hera, Leto terpaksa melakukan perjalanan jauh dan luas melintasi Laut Aegea. Sebagian besar negara kota terlalu takut untuk memberikan bantuan untuk Leto. Pasalnya, Hera telah memberikan peringatan keras tentang konsekuensi yang mengerikan jika ada yang membantu saingan asmaranya itu.

“Dalam beberapa versi, Leto terus menerus dikejar ular piton yang dikirim oleh Hera,” tulis Mark Catrwright di laman World History Encyclopedia.

Akhirnya, Leto memilih satu-satunya pilihannya. Itu adalah Pulau Delos yang kecil dan tandus. Dalam beberapa versi mitos di mitologi Yunani, Zeus meminta saudaranya Poseidon untuk menciptakan pulau itu dengan dorongan trisulanya.

Leto dibantu selama persalinan yang sulit oleh Eileithyia, dewi persalinan setelah dia dipanggil dari Gunung Olympus. Persalinan selama 9 hari itu sangat merepotkan sehingga Leto harus memegang pohon palem dan pohon zaitun untuk mendapatkan dukungan.

Leto memang tidak seterkenal putra putri kembarnya, Artemi dan Apollo. Namun di beberapa tempat, ia disembah. (Anton Raphael Mengs)

Pakar mitologi Yunani, Robert Graves menambahkan bahwa pertengkaran antara Hera dan Leto mungkin merupakan persaingan kuno antara pemukim. Mereka adalah masyarakat yang sekarang disebut Israel dan masyarakat adat di Anatolia. Masing-masing pihak menyembah dewi bumi yang berbeda.

Dalam mitologi Yunani, Leto dikisahkan dibawa ke Delos oleh angin selatan. Selain menghormati putranya, Delos juga memiliki tempat suci yang khusus didedikasikan untuk Leto. Di dalam kuil itu berdiri patung dewa dari kayu.

Situs suci Leto

Ada beragam versi tentang kelahiran Artemis dan Apollo dalam mitologi Yunani. Salah satunya mengisahkan tentang Artemis lahir di Ortygia (Pulau Burung Puyuh), dekat Efesus di Turki Barat. Maka tidak heran jika Artemis disembah secara khusus di sana. Dalam versi ini, Leto kemudian menyeberang ke Delos untuk melahirkan Apollo.

Situs pemujaan lain yang memiliki tempat perlindungan atau Letoon yang didedikasikan untuk Leto. Itu termasuk di Tegyra di Boeotia, Zoster di Attica dan Xanthos di Lycia, juga terletak di selatan Turki. Semuanya mengeklaim bahwa Leto melahirkan anak-anak dewanya di sana.

Sang Titan memiliki tempat perlindungan, juga, di Didyma di pantai tenggara Turki di mana ada peramal Apollo yang terkenal, dan satu lagi di pulau Chios.

Situs-situs suci Leto biasanya berada di bawah tanggung jawab seorang pendeta pria di Anatolia dan seorang pendeta wanita di tempat lain. Di banyak situs, Leto menjadi satu dengan dewi 'Ibu' yang lebih kuno. Sehingga Leto sering disebut sebagai 'Ibu Leto'.

Dewi ini sering dikaitkan dengan upacara inisiasi gadis muda hingga dewasa, terutama di Phaistos di Kreta. Penyembahan Leto berlanjut hingga zaman Romawi, terutama di Anatolia di mana festival dan kompetisi diadakan untuk menghormatinya.

Situs suci untuk menghormati Leto

Xanthos sangat menarik karena memiliki situs suci penting untuk menghormati Leto. Xanthos adalah kota terbesar di Lycia dan tempat perlindungan Leto terletak hanya beberapa kilometer ke selatan.

Sisa-sisa tertentu yang paling awal digali di sana berasal dari abad ke-7 Sebelum Masehi. Tapi kemungkinan ada kultus yang lebih tua di situs yang didedikasikan untuk dewi ibu setempat.

Leto dikaitkan dengan situs tersebut karena diyakini dia pernah singgah di sana bersama putra putrinya. Pemujaan Leto secara khusus dipromosikan oleh penguasa Xanthos abad ke-4 Sebelum Masehi, Arbinas.

Selama abad ke-3 Sebelum Masehi, terdapat penambahan tiga candi dan tembok yang menutupi seluruh kawasan suci. Kuil Leto memiliki enam kolom ionik di fasad dan sebelas di setiap sisi panjang. Di kedua sisi kuil utama ini ada yang lebih kecil yang didedikasikan untuk Apollo dan Artemis.

Pada abad ke-2 Sebelum Masehi, sebuah teater ditambahkan untuk pertunjukan upacara keagamaan. Pada abad yang sama, tempat kudus, sekarang dengan sejarah yang mapan, dijadikan tempat perlindungan federal dari semua Lycia. “Teks kuno menggambarkan situs tersebut dikunjungi oleh peziarah dari seluruh dunia Yunani kuno,” imbuh Cartwright.

Situs suci ini bahkan tetap populer pada periode Kekaisaran Romawi dan bahkan dikunjungi oleh kaisar Romawi Hadrian. Namun, pada abad ke-5 Masehi, sebuah gereja Kristen telah dibangun di lokasi tersebut. Sebagai pukulan terakhir bagi dewa-dewa kuno, bagian dalam kuil Leto diubah menjadi tempat pembaptisan.

Meski tidak seterkenal putra putri kembarnya, Apollo dan Artemis, Leto masuk dalam jajaran dewa dewi Titan dalam mitologi Yunani. Ia pun disembah di beberapa tempat yang dikaitkan dengan proses persalinannya.