Ternyata Belanda Sudah Punya Kanal Sejak Zaman Kekaisaran Romawi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 31 Mei 2023 | 11:00 WIB
Parit di utara Nijmegen ini merupakan peninggalan Kekaisaran Romawi. Fungsinya adalah sebagai kanal dan akses transportasi militer ke Sungai Rhine. (RAAP)

Nationalgeographic.co.id—Amsterdam hari ini masih seperti yang dulu. Kanal-kanalnya masih dipakai sebagai transportasi bagi sebagian masyarakat dan wisatawan. Di kiri-kanannya, teras-teras kafe dan restoran tertata, membuat pengunjung bisa bersantai sambil melihat kanal.

Kanal air di Amsterdam sudah ada sejak awal abad ke-17. Pemerintah kota bermaksud menggunakannya sebagai parit mempertahankan kota. Lambat laun, fungsinya berguna untuk transportasi kota menuju pelabuhan yang terintegrasi ke pelayaran berkeliling dunia. Pola kanal air ini kemudian diterapkan di kota jajahannya, Batavia yang kini menjadi Jakarta.

Meski demikian, Belanda memang punya kota yang memiliki kanal air jauh sebelum penggaliannya di Amsterdam. Kota lama itu berada di sekitar Oosterhout (10 kilometer dari pusat kota Nijmegen). Kanalnya berusia lebih tua dengan Kekaisaran Romawi sebagai pencetusnya.

Ukuran kanalnya cukup besar dengan lebar 10 meter, sehingga diyakini bisa muat bagi kapal-kapal Kekaisaran Romawi masuk ke kota ini. Diperkirakan tempat ini dulunya dimanfaatkan Kekaisaran Romawi sebagai pangkalan militer permanen dan pemukiman. Sebab, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak senjata dan perhiasan Romawi.

Dalam rilis Juli 2021, lembaga konsultan arkeologi Belanda RAAP mengungkapkan, kapal yang lalu lalang di kanal air ini mungkin kapal militer yang membawa tentara, makanan, bahan bangunan, dan berbagai barang lainnya. Hal ini membuat situs tersebut mendapatkan status Warisan Dunia dari UNESCO.

Peninggalan kanal air ini terungkap ketika ada proyek perbaikan tanggul di sepanjang Sungai Rhine utara sekitar Nijmegen. Tanggul itu dibuat oleh pemerintah untuk menecegah banjir terjadi kembali.

Dugaan besar fungsi kanal ini adalah menghubungkan Nijmegen dengan Sungai Rhine pada abad pertama masehi. Sebab, pada zaman Kekaisaran Romawi, Nijmegen adalah kota penting yang berbatasan langsung dengan Sungai Rhine.

 

Galian kanal peninggalan Kekaisaran Romawi di Nijmegen, Belanda. (RAAP)

Sebagai kota perbatasan, Kekaisaran Romawi harus menaruh banyak prajurit dan peralatan.  Dengan demikian, kanal air diperlukan sebagai sarana transportasi penting. "Para prajurit harus bisa bergerak dengan mudah dan membutuhkan banyak peralatan. Kanal air dengan demikian memainkan peran penting," terang para arkeolog yang dipimpin oleh Eric Noord.

Pada masa lampau, Kekaisaran Romawi berkuasa selama lima abad di Belanda. Noord mengatakan bahwa kondisi kanal itu kini menjadi kering. Tetapi di kiri-kanannya, terdapat jalan berbatu yang diyakini memang dibuat oleh Kekaisaran Romawi. Susunan seperti itu seperti yang diterapkan di Amsterdam 15 abad setelahnya.

Kota di Belanda selatan ini dijadikan perbatasan Kekaisaran Romawi setelah ditaklukkan Julius Caesar pada 55 SM, terang para arkeolog. Kota ini direbut setelah menaklukkan suku Celtic yang ada di sekitar Gaul (Prancis dan Belgia hari ini).

Disebutkan dalam catatan sejarah, Kekaisaran Romawi selama Perang Galia berbaris ke arah timur. Lokasi militernya bertemu dengan Sungai Rhine di utaranya. Sungai ini kemudian menjadi jalur air penting bagi Kekaisaran Romawi yang mengalir dari Swiss. Dengan demikian, kapal besar bisa masuk dalam sungai, kemudian ke dalam pemukiman karena kanal air.